Investasi dan Keuangan · June 3, 2024

Claudia-Kolonas-Endgame-Gita-Wirjawan

Claudia Kolonas: Menggali Mitos Investasi, Influencers, dan Ekonomi AI

Pada episode terbaru Endgame, Claudia Kolonas, founder dari Pluang, berbagi wawasan mengenai perjalanan kariernya, tantangan dalam dunia investasi, serta peran teknologi blockchain dalam inklusi keuangan. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam percakapan tersebut.

Masa Kecil dan Pendidikan

Claudia Kolonas tumbuh dalam lingkungan bisnis. Kedua orang tuanya bekerja di bisnis yang sama; ibunya sebagai CFO dan ayahnya mengelola bisnis tersebut. “Saya besar di kantor,” kata Claudia, mengisahkan bagaimana dari kecil dirinya dan saudara-saudaranya tumbuh dengan melihat langsung dinamika dunia bisnis.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Jakarta International School (JIS), Claudia melanjutkan studi S1 dalam bidang Molecular Biology di Amerika Serikat, meski akhirnya kembali ke bisnis yang menjadi passion-nya.

Perjalanan Karier dan Awal Mula Pluang

Claudia mengawali karirnya di Celebes Capital, sebuah perusahaan yang didirikan oleh ayahnya. Di sana, ia belajar banyak tentang multifinance, asset management, dan asuransi. Inspirasi untuk mendirikan Pluang datang ketika Claudia mengambil S2 dan bertemu dengan Michael Chu, seorang pionir dalam bidang microfinance. Melihat kebutuhan akan inklusi keuangan di Indonesia, Claudia mendirikan Pluang pada awal tahun 2019.

Claudia Kolonas Endgame Gita Wirjawan
Claudia Kolonas di Endgame Gita Wirjawan

Visi dan Misi Pluang

Pluang didirikan dengan visi untuk menciptakan “investing super app,” yang memungkinkan pengguna mengakses berbagai jenis investasi dalam satu aplikasi. Dari emas, aset kripto, reksadana, hingga saham AS, Pluang ingin memudahkan masyarakat Indonesia untuk mendiversifikasi investasinya.

Tantangan Kepercayaan dan COVID-19

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Pluang adalah membangun kepercayaan. Banyak orang di Indonesia masih ragu karena seringnya kasus investasi bodong. Namun, pandemi COVID-19 membawa perubahan. Banyak anak muda yang mulai berinvestasi karena lebih banyak waktu di rumah. Claudia mencatat bahwa kripto menjadi pintu masuk investasi bagi banyak orang muda.

Pentingnya Diversifikasi

Meskipun kripto menjadi langkah awal, Claudia menekankan pentingnya diversifikasi. Pluang mencatat peningkatan signifikan dalam diversifikasi portofolio penggunanya. Pada awalnya, lebih dari 90% AUM (Asset Under Management) mereka berada di kripto, tetapi kini persentase tersebut menurun drastis, menunjukkan bahwa edukasi keuangan telah berhasil mengubah perilaku investasi.

Blockchain dan Masa Depan Keuangan

Claudia juga berbicara tentang potensi teknologi blockchain dalam inklusi keuangan. Menurutnya, blockchain memungkinkan transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar dibandingkan sistem keuangan tradisional. Ini sangat penting di negara berkembang seperti Indonesia, di mana kepercayaan terhadap institusi keuangan masih rendah.

Crypto dan Influencer

Fenomena influencer atau influencer keuangan juga menjadi sorotan. Claudia mencatat bahwa banyak anak muda terpengaruh oleh tokoh-tokoh di media sosial untuk berinvestasi di token-token tertentu. Meskipun hal ini bisa berisiko, Claudia melihat sisi positifnya bahwa pengalaman jatuh bangun dalam investasi bisa menjadi pembelajaran berharga bagi anak muda.

Transformasi Lanskap Investasi di Era Kecerdasan Buatan

Investasi di masa depan mengalami perubahan yang signifikan. Menurut Claudia Kolonas, sektor ekuitas memiliki potensi besar untuk tumbuh, terutama dengan perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktivitas. Dengan produktivitas yang meningkat, daya tarik ekuitas pun semakin tinggi. Di sisi lain, suku bunga yang cenderung menurun secara sistemik akan mempengaruhi obligasi yang diprediksi akan mengalami penurunan nilai.

Real Estate, Bitcoin, dan Instrumen Keuangan Lainnya

Harga real estate yang mencapai 300 triliun dolar secara global dianggap terlalu tinggi dan diprediksi akan turun. Namun, Bitcoin memiliki potensi untuk naik karena semakin banyak orang yang mempercayainya sebagai instrumen keuangan yang dapat diandalkan. Hal ini didorong oleh pencetakan uang yang berlebihan di banyak negara, yang menyebabkan inflasi yang tidak terkendali.

Tantangan dan Peluang Investasi di Indonesia

Indonesia menghadapi tantangan dalam menarik penanaman modal asing (FDI) yang masih tergolong rendah dibandingkan negara lain. Kesenjangan ini mempengaruhi paritas daya beli dan produktivitas per kapita yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Untuk mengatasi hal ini, pengembangan pasar modal menjadi sangat penting. Penegakan hukum dan regulasi yang baik juga memainkan peran kunci dalam menciptakan iklim investasi yang sehat.

Orang enggak bisa belajar investasi dengan sudah untung di awal.Kalau cuman untung di awal doang dan terus-terusan untung, dan mereka sampai tua akan memikirkan hal tersebut, itu justru malah membahayakanClaudia Kolonas – EndGame

Meningkatkan Rasio Uang Beredar Terhadap PDB

Rasio uang beredar terhadap PDB di Indonesia saat ini hanya 46%, jauh di bawah negara-negara maju yang mencapai minimum 150%. Untuk meningkatkan rasio ini, ada tiga cara yang bisa dilakukan: menarik modal dari luar, berhutang dari luar, atau mencetak uang dalam negeri. Masing-masing cara memiliki tantangan dan risiko tersendiri.

Gita Wirjawan Endgame Podcast

Peran CBDC dalam Sistem Keuangan

Claudia Kolonas juga membahas potensi Central Bank Digital Currency (CBDC) sebagai solusi untuk mengontrol pasokan uang secara lebih efisien. Dengan CBDC, negara dapat dengan mudah mengurangi atau menambah pasokan uang, serta memantau penggunaan dana dengan transparansi yang lebih tinggi.

Edukasi dan Inspirasi untuk Generasi Muda

Pentingnya edukasi dan inspirasi bagi generasi muda untuk investasi jangka panjang menjadi sorotan utama. Claudia menekankan bahwa sosok-sosok inspiratif seperti Ray Dalio dan Warren Buffett memainkan peran penting dalam mengajarkan nilai sabar dan berpikir jangka panjang dalam investasi. Di Indonesia, masih kurang tokoh inspiratif di bidang investasi publik yang bisa dijadikan panutan oleh generasi muda.

Peran Fintech dan Influencer dalam Edukasi Investasi

Perusahaan fintech seperti Pluang bekerja sama dengan influencer untuk membuat konten edukatif tentang investasi, manajemen risiko, dan strategi investasi teknikal dalam bahasa Indonesia. Konten edukatif ini penting untuk membantu masyarakat memahami pentingnya investasi jangka panjang dan mengelola risiko dengan baik.

Gita Wirjawan dan Claudia Kolonas Menggali Mitos Investasi, Influencers, dan Ekonomi AI

Masa Depan Investasi di Indonesia

Untuk mengembangkan budaya investasi yang sehat di Indonesia, dibutuhkan lebih banyak tokoh inspiratif di pasar modal yang berpikir jangka panjang. Pengembangan regulasi yang mendukung inklusi keuangan dan akses ke modal juga menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem investasi yang tangguh. Dengan begitu, generasi muda dapat belajar dan terinspirasi untuk berinvestasi dengan bijak demi masa depan yang lebih baik.

Investasi di masa depan memerlukan pendekatan yang cerdas dan sabar, serta dukungan regulasi yang kuat untuk menciptakan ekosistem yang sehat dan berkelanjutan. Dengan edukasi yang tepat dan inspirasi dari tokoh-tokoh sukses, generasi muda Indonesia dapat menjadi investor yang bijak dan siap menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.

Claudia Kolonas, pimpinan dari Pluang, juga membahas secara mendalam tentang potensi kecerdasan buatan (AI) dalam mengubah ekonomi global, khususnya di Indonesia. Berikut adalah rangkuman pandangan Claudia mengenai berbagai topik penting seputar AI, ekonomi, dan strategi investasi.

Semakin daya beli tergerus, tabungan juga semakin tergerus. Semakin tabungan tergerus, semakin kita terjebak dengan kekinian dibanding yang non kini.Gita Wirjawan – EndGame

Potensi Ekonomi dari AI

Claudia Kolonas mengungkapkan bahwa AI memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, dengan perkiraan peningkatan nilai ekonomi hingga 50-100 triliun dolar dalam 10-15 tahun ke depan. Namun, dia menekankan risiko bahwa Indonesia mungkin hanya menjadi penonton dalam revolusi AI ini, dengan sebagian besar keuntungan dinikmati oleh negara-negara seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.

Claudia menjelaskan bahwa pasar teknologi cenderung menjadi “winner-takes-all,” di mana perusahaan besar akan terus membesar, meninggalkan yang lain jauh di belakang. Amerika Serikat dan Tiongkok memiliki dana investasi yang jauh lebih besar, memungkinkan mereka untuk memimpin dalam pengembangan teknologi AI.

Tantangan dan Peluang untuk Indonesia

Menurut Claudia, Indonesia harus menemukan cara untuk tetap netral di antara dua kekuatan besar ini dan memanfaatkan teknologi yang ada untuk meningkatkan produktivitas nasional. Indonesia perlu mengambil sebagian dari potensi nilai 100 triliun dolar yang dihasilkan oleh AI. Dengan populasi Asia Tenggara yang mencapai 700 juta dan PDB 3,5 triliun dolar, integrasi AI dapat mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 7-9% per tahun.

Data Sebagai Aset Negara

Salah satu poin kunci yang disoroti Claudia adalah pentingnya data sebagai aset negara. Saat ini, data pribadi warga Indonesia banyak beredar di perusahaan teknologi besar seperti Google, Apple, dan Facebook. Claudia menyarankan bahwa Indonesia harus memiliki strategi untuk memanfaatkan data ini, mungkin sebagai alat tawar dalam barter pengetahuan dan pelatihan dari perusahaan teknologi.

Pendidikan dan Pengembangan SDM

Claudia juga menyoroti pentingnya investasi dalam pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Dia menyatakan bahwa Indonesia masih sangat kurang dalam menghasilkan lulusan STEM, dibandingkan dengan negara-negara seperti Tiongkok, India, dan Korea Selatan. Investasi dalam pendidikan ini penting untuk memastikan bahwa Indonesia memiliki tenaga kerja yang mampu berkontribusi dalam pengembangan AI dan teknologi lainnya.

Peran AI di Masa Depan

Claudia membahas bagaimana AI dapat digunakan untuk membuat konsep-konsep keuangan yang kompleks menjadi lebih mudah dipahami oleh masyarakat awam. Misalnya, AI dapat membantu anak muda memahami keuangan melalui interaksi yang lebih singkat dan spesifik, mengingat rentang perhatian mereka yang cenderung pendek.

Pesan Akhir: Investasi dan Masa Depan

Di akhir wawancara, Claudia menyampaikan pesan penting tentang pentingnya investasi untuk mencapai kekayaan. Dia merekomendasikan investasi di ekuitas dan bitcoin, mencatat bahwa dengan kepercayaan pada prospek bisnis dan negara, investasi ini akan menghasilkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan inflasi dalam jangka panjang.

Wawancara ini memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan revolusi AI untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan rakyatnya. Peran data, investasi dalam pendidikan, dan strategi investasi yang tepat akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di masa depan.

@pemikirankedepan

Supremasi hukum di Indonesia masih belum jelas, tapi ada perubahan untuk meningkatkan kepercayaan di sektor keuangan. Startup perlu meyakinkan nasabah bahwa investasi mereka aman dan sah. #SupremasiHukum #KepercayaanFinansial #StartupIndonesia #StartupJourney #InovasiIndonesia #TeknologiStartup #EntrepreneurIndonesia #BisnisDigital #IndonesiaMaju #TechStartup #IdeBisnis #EndGame

♬ suara asli – pemikirankedepan – pemikirankedepan