Ekonomi / Tokoh · September 10, 2024

Edward Tirtanata CEO Kopi Kenangan Gita Wirjawan Endgame

Edward Tirtanata CEO Kopi Kenangan: Indonesia Harus Bisa Ekspor Brand

Edward Tirtanata, CEO Kopi Kenangan, berbagi tentang perjalanan bisnis kopi ini hingga sukses dan rencana masa depannya di podcast Endgame. Ia mengungkapkan bahwa salah satu kunci keberhasilan Kopi Kenangan adalah kemampuan mengalokasikan sumber daya manusia dengan tepat. Meskipun timnya tidak memiliki latar belakang teknis atau kemampuan membuat kopi secara langsung, Edward berhasil memadukan keahlian di berbagai bidang untuk mencapai tujuan bisnis.

Memulai dengan Kegagalan

Edward memulai kisahnya dengan pengalaman hidupnya selama masa SMA dan kuliah di Amerika. Ia mengaku pernah menjadi siswa yang kurang serius dalam belajar, sering menghabiskan waktu untuk bermain game dan bersikap malas-malasan. Namun, semuanya berubah ketika keluarganya mengalami kesulitan keuangan akibat fluktuasi harga komoditas alam. Keadaan ini menjadi titik balik bagi Edward, yang membuatnya lebih giat dalam belajar dan hidup disiplin.

“Saya bangun jam enam, pergi ke gym, kuliah, belajar, dan mengulanginya setiap hari. Dalam dua tahun, nilai saya yang awalnya rendah akhirnya meningkat hingga lulus dengan predikat magna cum laude,” ungkap Edward. Transformasi ini juga mengajarkan Edward untuk tidak mudah menyerah dan selalu berusaha keras dalam menghadapi tantangan.

Membangun Merek Kopi Lokal

Setelah lulus, Edward bekerja di perusahaan keluarga yang bergerak di bidang sumber daya alam. Namun, ia merasakan ketidakpuasan karena bisnis komoditas sangat tergantung pada harga pasar. Edward pun memutuskan untuk beralih ke bisnis yang lebih bisa ia kendalikan, yaitu industri makanan dan minuman.

Pada 2015, ia memulai bisnis teh dengan merek Lewis & Carroll, namun bisnis ini terbatas dalam segmen pasar tertentu. Dari sini, ia menyadari bahwa ada peluang besar dalam industri kopi dengan harga terjangkau. “Kopi adalah minuman yang dikonsumsi sehari-hari oleh banyak orang, tapi harganya sering kali tidak terjangkau,” jelas Edward. Dari pemikiran ini, lahirlah Kopi Kenangan.

Strategi Kopi Kenangan

Kopi Kenangan memiliki strategi yang berbeda dari pesaingnya. Edward memilih untuk menjual kopi dengan harga yang lebih murah tanpa mengorbankan kualitas bahan baku. “Kebanyakan kopi yang murah menggunakan bahan berkualitas rendah, tetapi kami menggunakan susu yang sama dengan merek lain yang harganya jauh lebih tinggi,” jelasnya. Dengan pendekatan ini, Kopi Kenangan dapat menekan harga dan menarik pelanggan lebih banyak.

Edward juga menekankan pentingnya memiliki “Day 1 Mentality”, filosofi yang ia adopsi dari Jeff Bezos, pendiri Amazon. “Kita harus selalu memiliki mentalitas hari pertama. Jika kita tidak mengubah diri kita sendiri, kompetitor kita yang akan melakukannya,” kata Edward.

Edward mengakui bahwa kegagalan adalah bagian penting dari kesuksesannya. “Kalau saya tidak mengalami kegagalan-kegagalan di masa lalu, mungkin Kopi Kenangan tidak akan pernah ada,” ungkapnya. Namun, ia juga mengingatkan pentingnya memulai bisnis dari hal kecil agar bisa belajar tanpa harus menanggung risiko besar yang sulit untuk bangkit kembali. Meskipun Kopi Kenangan telah sukses dengan lebih dari 340 toko di Indonesia, Edward merasa perjalanan mereka masih panjang. “Tujuan kami adalah menjadi merek global dengan ribuan toko di seluruh dunia,” kata Edward. Dengan semangat inovasi dan keinginan kuat untuk terus tumbuh, Kopi Kenangan tidak hanya ingin menjadi besar di Indonesia, tetapi juga dikenal di dunia internasional.

Gita Wirjawan Edward Tirtanata
Gita Wirjawan dan Edward Tirtanata

Inspirasi dan Tips untuk Pengusaha Muda

Edward menyebut Jeff Bezos sebagai inspirasinya karena pendekatan disruptifnya dalam bisnis. Ia juga memberikan saran kepada para pengusaha muda untuk selalu belajar dari kegagalan dan memulai bisnis dengan skala kecil terlebih dahulu. “Mulailah dari kecil, berpikir besar, dan gagal dengan cepat,” tutup Edward.

Kisah Edward Tirtanata adalah bukti bahwa kesuksesan tidak datang dengan mudah, namun bisa diraih dengan keberanian, ketekunan, dan strategi yang tepat. Indonesia memiliki potensi besar untuk menghasilkan merek-merek yang bisa bersaing di pasar global, dan Edward berharap Kopi Kenangan dapat menjadi salah satu contoh suksesnya.

Biaya dan Efisiensi Operasional

Edward menjelaskan bahwa modal pembukaan toko Kopi Kenangan berkisar antara USD 40.000 hingga USD 50.000. Outlet pertama di Mayapada Tower bahkan memanfaatkan kontainer bekas untuk meminimalisir biaya. Strategi ini terbukti efisien, dengan rata-rata pengembalian modal dalam waktu 4-8 bulan sebelum pandemi. Hingga Desember, perusahaan ini mencatatkan EBITDA dengan persentase dua digit, sesuai dengan laporan audit dari PWC.

Edward juga mengungkapkan keberhasilan Kopi Kenangan dalam menarik investor besar seperti Kunlun, Horizon, Saverin, dan Sequoia. Kunci utama dalam penggalangan dana adalah fokus pada matematika dan angka-angka pertumbuhan yang solid. Dengan pertumbuhan Same Store Sales Growth (SSSG) yang mencapai 82%, Kopi Kenangan membuktikan kemampuan tumbuh baik secara horizontal maupun vertikal.

Setiap investor yang berpartisipasi di putaran pendanaan Series B memiliki nilai tambah strategis. Sequoia, misalnya, membantu membentuk tim teknologi yang kuat, sementara B Capital yang dipimpin Eduardo Saverin memberikan wawasan tentang produk yang sesuai dengan pasar. Kunlun, investor di perusahaan seperti Grindr dan Opera, menawarkan keahlian dalam pertumbuhan pasar. Horizon, bersama Verlinvest, memberikan wawasan untuk mengembangkan produk Ready-to-Drink (RTD) di masa depan.

Gita Wirjawan

“Digitalisasi akan sangat bisa membantu inklusi keuangan yang masih rendah di Indonesia.” Gita Wirjawan – EndGame

Menjaga Daya Saing dan Visi Ke Depan

Dalam diskusi tentang strategi bisnis, Edward menegaskan pentingnya menghindari kepuasan diri untuk tetap relevan dan kompetitif. Ia mengutip filosofi CEO Intel, Mr. Grove, “Hanya yang paranoid yang sukses.” Meskipun Kopi Kenangan sedang menuju status unicorn, Edward menekankan bahwa perjalanan mereka masih panjang dan harus selalu mempertahankan mentalitas “Day 1”.

Terkait rencana IPO, Edward menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 telah memengaruhi jadwal mereka. Awalnya, IPO direncanakan pada 2022, tetapi rencana tersebut kini ditunda hingga situasi lebih memungkinkan. Edward optimis tentang masa depan Kopi Kenangan, menekankan bahwa brand ini memiliki potensi besar tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di pasar internasional.

Indonesia Harus Bisa Ekspor Brand

Tirtanata menggarisbawahi pentingnya ekspansi brand Indonesia ke pasar internasional. Menurutnya, produk Indonesia seperti kopi harus bisa bersaing di pasar global, bukan hanya sekadar sebagai komoditas tetapi sebagai brand yang dikenal luas. “Kita harus bisa ekspor brand Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Lewis & Carroll dengan produk mereka,” ujarnya.

Dalam diskusi mengenai IPO, Tirtanata menjelaskan bahwa Kopi Kenangan bertujuan untuk melakukan penawaran umum saham setelah mencapai status unicorn. “Kami harus menjadi unicorn terlebih dahulu, baru kemudian IPO,” tegasnya. Tirtanata juga mencatat pentingnya mencapai skala yang signifikan sebelum melantai di bursa saham, karena hal ini akan membuat valuasi lebih menarik bagi investor. Tirtanata mengungkapkan kebanggaannya terhadap ekosistem teknologi Indonesia, menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan seperti Gojek dan Traveloka telah berhasil membawa nama Indonesia ke pentas dunia. “Kita harus membanggakan Indonesia dengan menunjukkan bahwa kopi Indonesia itu enak,” tambahnya.

Edward Tirtanata Gita Wirjawan

“Kita harus bisa ekspor brand Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Lewis & Carroll dengan produk mereka.” Edward Tirtanata – EndGame

Tantangan dan Strategi Produksi Kopi

Berbicara tentang tantangan produksi kopi, Tirtanata mencatat bahwa Indonesia pernah menjadi pelopor dalam produksi kopi dan memberikan pelatihan kepada negara lain seperti Vietnam. Namun, saat ini produktivitas kopi Indonesia belum optimal. Dia percaya bahwa dengan fokus pada hilir, seperti membangun brand yang kuat dan meningkatkan permintaan kopi lokal, akan mendorong peningkatan produksi di hulu. “Fokus kami adalah pada hilir, yaitu langsung ke konsumen. Ini akan memprovokasi produksi di hulu,” jelasnya.

Melihat ke depan, Tirtanata memiliki visi ambisius untuk Kopi Kenangan. Dia berharap bahwa pada tahun 2045, Kopi Kenangan akan menjadi brand global dengan 25.000-30.000 outlet di berbagai negara seperti Amerika dan Inggris. Dia juga menekankan pentingnya adopsi teknologi digital, dengan rencana untuk menggunakan aplikasi yang memudahkan pemesanan kopi secara contactless, mengingat tren global yang semakin mengarah ke digitalisasi.

Tirtanata menyoroti bahwa di masa depan, adopsi teknologi akan menjadi faktor kunci dalam industri kopi. “Kami melihat kemungkinan pemesanan kopi melalui aplikasi messaging seperti WeChat, yang sudah menjadi super app di dunia,” katanya. Dia juga mencatat potensi perubahan dalam cara kopi disajikan, dengan kemungkinan besar akan ada penggunaan mesin otomatis di masa depan untuk menggantikan barista.

Pertanyaan Terakhir dan Pandangan Pribadi

Dalam sesi rapid-fire, Tirtanata memberikan jawaban singkat namun tajam. Dia memilih untuk “beli” kopi dan “long” untuk Jeff Bezos serta Elon Musk, sementara dia memilih “short” untuk batu bara dan investment banking. Tirtanata juga menyoroti pentingnya pendidikan dan adaptasi terhadap perubahan teknologi untuk menghadapi tantangan masa depan, termasuk potensi dampak robotisasi dan AI.

Diskusi dengan Edward Tirtanata menunjukkan betapa pentingnya visi dan strategi yang jelas dalam mencapai ambisi global. Kopi Kenangan tidak hanya berfokus pada ekspansi bisnis, tetapi juga pada pengembangan brand yang dapat membanggakan Indonesia di tingkat internasional. Dengan tekad dan inovasi, Tirtanata percaya bahwa Kopi Kenangan akan menjadi contoh sukses dalam globalisasi brand Indonesia.