Sains / Teknologi · July 8, 2024

Sastia-Putri-dan-Gita-Wirjawan-Endgame

Kisah Sastia Putri: Menjadi Ahli Metabolomik Dunia dari Indonesia

Hari ini, kita berkesempatan mendengarkan cerita inspiratif dari Sastia Prama Putri, seorang Associate Professor di University of Osaka dalam bidang bioteknologi. Terima kasih kepada Gita Wirjawan yang telah mengundang Sastia untuk berbagi kisah perjalanannya menjadi ahli metabolomik.

Masa Kecil dan Pendidikan

Sastia terlahir di Jakarta, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Ia menghabiskan masa kecilnya di Jakarta Selatan, menempuh pendidikan di SD Islam Bakti Mulya, SMP Katolik Pangudi Luhur, dan SMA Negeri 70. Selepas SMA, ia melanjutkan pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB), jurusan Biologi.

Peran Orang Tua

Dukungan dan arahan orang tua sangat mempengaruhi pilihan karir Sastia. Ayahnya, seorang insinyur yang juga wiraswasta, sejak kecil sudah memetakan minat dan bakat Sastia. Ayahnya melihat potensi besar dalam bioteknologi dan mendorong Sastia untuk memilih jalur ini, meskipun saat itu bioteknologi belum populer.

Ayahnya meyakinkan Sastia bahwa bioteknologi akan menjadi kunci dalam memecahkan berbagai masalah global. Meskipun awalnya Sastia bercita-cita menjadi pengacara atau diplomat, ayahnya berhasil meyakinkannya bahwa sebagai ilmuwan, ia tetap bisa bertemu banyak orang dan berkontribusi secara global.

Ibu Sastia, meskipun tidak banyak memberikan arahan, selalu mendukung dan menekankan pentingnya pendidikan. Ibu Sastia, yang hanya lulus SMA, selalu mengingatkan bahwa pendidikan akan membuka banyak pintu dan menghilangkan banyak keterbatasan.

Tantangan dan Kebangkitan di ITB

Masa awal di ITB tidaklah mudah bagi Sastia. Ia sempat teralihkan oleh kegiatan modelling dan casting, hingga mendapat surat peringatan dari rektor karena IPK di bawah 2. Momen ini menjadi titik balik ketika ayahnya mengingatkan bahwa ia tidak dibesarkan untuk menyia-nyiakan potensinya. Dengan tekad dan usaha keras, Sastia berhasil meraih IP hampir 4 pada semester berikutnya dan lulus dengan baik.

Menemukan Passion di Bioteknologi

Perjalanan akademis Sastia di ITB membangkitkan passion-nya dalam biologi. Ia tertarik pada regulasi dan sistem yang ada di level genetik, sel, hingga atom. Baginya, mempelajari biologi adalah cara untuk memahami keteraturan alam semesta dan menjadi lebih rendah diri.

Melanjutkan Karir Akademis

Setelah lulus dari ITB, Sastia melanjutkan studi dan penelitiannya hingga akhirnya menjadi Associate Professor di University of Osaka. Di sinilah ia terus mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selalu ada sejak kecil.

Inspirasi untuk Perempuan Indonesia

Sastia bertekad untuk mengubah pandangan bahwa menjadi saintis itu tidak keren. Ia ingin menginspirasi perempuan Indonesia bahwa sains itu menarik dan penting. Baginya, menjadi ilmuwan adalah panggilan hidup, dan ia ingin mendorong lebih banyak perempuan untuk berkarir di bidang ini.

Perjalanan Inspiratif Sastia Putri: Dari Jakarta ke Jepang sebagai Pintu Gerbang Riset Bangsa

Sastia Prama Putri, seorang Associate Professor di University of Osaka, membagikan kisah inspiratifnya mengenai perjalanan hidup dan karirnya di bidang bioteknologi dalam podcast Endgame bersama Gita Wirjawan.

Awal Mula dan Pendidikan

Sastia terlahir di Jakarta dan menjalani pendidikan di SD Islam Bakti Mulya, SMP Katolik Pangudi Luhur, dan SMA Negeri 70. Setelah lulus SMA, Sastia melanjutkan pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB), jurusan Biologi.

Menemukan Peluang di Jepang

Setelah lulus dari ITB, Sastia mendapat tawaran untuk mengikuti program diploma non degree yang didanai oleh UNESCO di Jepang selama satu tahun. Awalnya, ia melihat program ini sebagai kesempatan jangka pendek. Namun, lingkungan yang maju di Jepang membuatnya semakin yakin untuk menekuni dunia bioteknologi.

Tantangan dan Kesempatan di Osaka

Selama di Jepang, Sastia merasakan betapa kondusifnya situasi dan kondisi di sana untuk melakukan eksperimen. Ketersediaan alat, pendanaan, dan lingkungan interaksi di laboratorium sangat mendukung. Hal ini meyakinkannya untuk menjadi seorang saintis di kondisi seperti itu.

Beasiswa dan Karir Akademis

Sastia berhasil mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan S2 dan S3 di Osaka University. Meskipun sempat bekerja di universitas swasta di Indonesia, Sastia memilih untuk kembali ke Jepang demi mendalami bioteknologi hingga tingkat S3. Ia ingin menjadi spesialis, bukan sekadar generalis.

Menyelesaikan S3 dengan Cepat

Sastia menyelesaikan program S3-nya hanya dalam waktu 1,5 tahun, lebih cepat dari program yang seharusnya 3 tahun. Hal ini dilakukannya karena ingin segera memiliki waktu untuk mengasuh anaknya yang baru lahir. Meskipun menghadapi tantangan besar, termasuk harus menjalani sidang disertasi 10 hari sebelum melahirkan, Sastia berhasil lulus dengan cepat dan tetap mendapatkan beasiswa untuk mendukung kehidupannya di Jepang.

Dukungan Sistem dan Keluarga

Sastia mengakui bahwa dukungan dari suami, orang tua, dan lingkungan sekitarnya sangat membantu dalam perjalanannya. Suaminya banyak berkorban untuk mendukung karier Sastia, sementara ibunya sering bolak-balik dari Indonesia ke Jepang untuk membantu mengasuh anaknya.

Inspirasi untuk Generasi Muda

Sastia selalu membawa anaknya, Aisyah, dalam setiap perjalanan bisnisnya. Ia ingin Aisyah melihat langsung apa yang dilakukannya dan memahami bahwa mereka adalah bagian dari misi bersama. Sastia berharap anaknya bisa terinspirasi untuk mengejar pendidikan tinggi dan mungkin mengikuti jejaknya menjadi saintis.

Gita Wirjawan dan Sastia Putri Endgame
Gita Wirjawan dan Sastia Putri Endgame

Mengenal Metabolomik: Pintu Gerbang Riset Bangsa oleh Sastia Putri

Apa Itu Metabolomik?

Metabolomik adalah salah satu cabang ilmu dalam omics, yang merupakan analisis komprehensif dari entitas biologi. Jika genomik menganalisis semua gen dalam satu sampel, metabolomik fokus pada metabolit, hasil akhir dari ekspresi gen. Metabolit sangat berkaitan erat dengan status kesehatan, kualitas produk pangan, cita rasa, dan banyak aspek lainnya.

Penggunaan Mikroba sebagai Cell Factory

Sastia Putri, seorang ahli mikrobiologi, menjelaskan bagaimana mikroba digunakan sebagai pabrik sel untuk memproduksi biofuel dan bahan kimia berbasis bio. Dengan memanipulasi gen mikroba, mereka dapat membuat super strain yang lebih produktif, tahan panas, dan memiliki fitur yang baik untuk industri.

Penelitian Kopi Luwak

Salah satu penelitian penting yang dilakukan Sastia adalah tentang kopi luwak. Kopi luwak, yang harganya 10 kali lipat lebih mahal daripada kopi biasa, sering kali dipalsukan. Metabolomik digunakan untuk mengidentifikasi marker metabolit yang khas pada kopi luwak. Penelitian ini tidak hanya berhasil mengautentikasi kopi luwak, tetapi juga mendapat perhatian luas dari media internasional seperti CNN, BBC, dan Science Magazine.

Meningkatkan Kualitas Produk Pertanian Indonesia

Sastia tidak berhenti pada penelitian kopi luwak. Ia mengembangkan penelitian metabolomik untuk berbagai produk pertanian Indonesia seperti kopi dari Aceh dan Papua, kakao, buah-buahan, dan tempe. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas produk pertanian Indonesia agar bisa bersaing di pasar global.

Tantangan dan Solusi untuk Produk Pertanian Indonesia

Sastia mengamati bahwa produk Indonesia seringkali hanya dijual di pasar lokal karena standar kualitas yang belum memadai. Ia berupaya meningkatkan kualitas produk seperti manggis dan pisang agar tahan lama dan menarik bagi pasar internasional. Selain itu, ia juga berusaha mencari cara untuk mengemas tempe agar bisa diekspor dengan kualitas yang tetap terjaga.

Membangun Jejaring dan Kolaborasi

Selama 10 tahun, Sastia membangun jaringan dengan industri dan peneliti di Jepang serta berkolaborasi dengan petani di Indonesia. Dengan memahami masalah yang dihadapi petani secara langsung, ia bisa mengarahkan penelitian ke arah yang benar dan menghasilkan solusi yang efektif.

Indonesia di Mata Saintis: Tantangan dan Peluang di Bidang Bioteknologi dan Pertanian

Sistem Insentif dan Produktivitas Petani

Sastia Putri mengungkapkan bahwa meskipun pelatihan bagi petani di Indonesia sudah berjalan baik, keberadaan tengkulak yang membeli produk dengan harga murah menyebabkan demotivasi di kalangan petani. Sistem insentif yang efektif diperlukan agar petani merasa termotivasi untuk meningkatkan kualitas produk mereka. Selain itu, kapasitas bioteknologi di Indonesia memiliki potensi besar untuk tidak hanya meningkatkan kualitas, tetapi juga produktivitas hasil pertanian.

Fokus pada Kualitas dan Produktivitas

Sastia menjelaskan bahwa banyak peneliti di Indonesia fokus pada produktivitas, namun sedikit yang fokus pada kualitas. Padahal, meningkatkan kualitas produk seringkali memerlukan banyak trial and error. Dengan metabolomik, senyawa-senyawa penting yang berkontribusi pada kualitas dapat diidentifikasi sehingga peningkatan kualitas dapat dilakukan secara lebih efisien.

Pembelajaran dari Thailand dan Jepang

Thailand dan Jepang menjadi acuan penting dalam pengembangan bioteknologi. Thailand, misalnya, telah fokus pada produk agrikultur dan akuakultur seperti udang, dengan hasil yang mengesankan. Indonesia perlu belajar menjadi spesialis dan memanfaatkan kekayaan biodiversitasnya, baik di darat maupun di laut. Fokus yang terlalu banyak pada berbagai bidang membuat Indonesia kurang optimal dalam mengembangkan kekuatan spesifiknya.

Kurangnya Spesialis di Indonesia

Indonesia sangat kekurangan spesialis di berbagai bidang, termasuk bioteknologi. Meskipun memiliki potensi besar dalam biodiversitas, jumlah ahli yang mampu memanfaatkan potensi ini masih sangat sedikit. Hal ini berbanding terbalik dengan negara-negara seperti Jepang yang memiliki banyak spesialis yang diakui secara global.

Tantangan dalam Pendidikan STEM

Jumlah lulusan PhD dalam bidang STEM di Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Pada tahun 2021, Indonesia hanya menghasilkan 82 PhD dalam bidang STEM, jauh di bawah negara seperti Tiongkok, India, Korea Selatan, dan bahkan Ghana. Kurangnya dukungan infrastruktur, regulasi, dan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ahli di bidangnya menjadi tantangan utama.

Meningkatkan Jumlah Lulusan PhD dan Keterlibatan Perempuan

Untuk mencapai masa depan yang bangga dengan biodiversitas Indonesia, diperlukan peningkatan signifikan dalam jumlah lulusan PhD dalam bidang STEM. Sastia Putri menekankan pentingnya memberikan inspirasi bagi generasi muda, termasuk perempuan, untuk mengejar pendidikan tinggi di bidang STEM. Tanpa peningkatan ini, Indonesia akan sulit bersaing di tingkat global dalam hal kualitas dan produktivitas.

Ekosistem Riset & Kepakaran

Pentingnya Spesialisasi dan Pendidikan Tinggi

Di Indonesia, kita memerlukan lebih banyak spesialis, orang-orang yang rela mengejar pendidikan tinggi dan mendalami satu bidang secara terus-menerus. Namun, ada dilema yang sering dihadapi oleh mereka yang ingin melanjutkan pendidikan hingga jenjang S3: apa yang akan mereka dapatkan setelah lulus? Banyak yang berpikir, “Setelah S3, karir apa yang menanti? Apakah gaji sebagai akademisi cukup memadai mengingat beban kerja yang sangat tinggi?”

Transformasi Insentif untuk Spesialis

Untuk menarik lebih banyak orang mendalami bidang tertentu, kita perlu mengubah paradigma dan memberikan insentif yang menarik. Mengapa menjadi seorang pakar harus dipandang sebagai keuntungan? Indonesia harus melihat ke depan, 5-10 tahun ke depan, di mana memiliki gelar S3 di bidang seperti bioteknologi akan menjadi syarat penting untuk mendapatkan pekerjaan. Ini memerlukan perubahan signifikan dalam cara kita memandang pendidikan dan karir.

Pentingnya Pengalaman Internasional

Ketika seseorang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri, seperti di Osaka, mereka mungkin tidak memikirkan tentang pulang dan mendapatkan pekerjaan di Indonesia. Yang mereka pikirkan adalah menjadi ilmuwan kelas dunia. Pendidikan tinggi ini membuka banyak pintu peluang dan memberikan kesempatan untuk berkontribusi secara global. Ilmu pengetahuan tidak memiliki batas geografis, dan kontribusi untuk Indonesia bisa datang dari mana saja, asalkan ada sistem yang baik untuk mengoptimalkan talent yang berada di luar negeri.

Mengoptimalkan Talent Diaspora

Salah satu tantangan besar adalah bagaimana kita bisa mengubah brain drain menjadi brain gain. Konsep brain linkage atau brain circulation perlu diterapkan agar ilmu dan kebijaksanaan dari para ilmuwan yang berada di luar negeri bisa terus berputar kembali ke Indonesia. Penting untuk menyosialisasikan bahwa produksi doktor dalam ilmu STEM sangat krusial untuk masa depan Indonesia, dan ini harus dilakukan dalam skala besar.

Peran Industri dalam Penyerapan S3

Di Jepang, banyak pekerjaan di bidang R&D membutuhkan gelar S3. Namun, di Indonesia, industri masih kurang dalam menyerap tenaga kerja dengan gelar tinggi. Ini karena industri kita belum banyak yang memiliki R&D yang kuat. Untuk mengubah ini, perlu ada insentif nyata bagi industri untuk mengembangkan R&D dan menyerap tenaga kerja berkompetensi tinggi. Ini juga memerlukan perubahan mindset dari industri untuk melihat R&D sebagai investasi jangka panjang yang menguntungkan.

Patahkan Stigma

Menginspirasi Melalui Teladan

Keberadaan ilmuwan Indonesia di luar negeri, seperti di Osaka University, dapat menjadi magnet bagi siswa-siswi Indonesia lainnya untuk mengejar pendidikan tinggi. Saat ini, tim saya terdiri dari 19 orang, 9 di antaranya adalah orang Indonesia, dan mayoritas dari mereka adalah perempuan. Mereka melihat bahwa melanjutkan pendidikan hingga S3 bukanlah hal yang mustahil. Dengan memberikan teladan, kita dapat menginspirasi lebih banyak anak muda untuk mengejar karir di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).

Menggugah Minat STEM

Menunjukkan kepada anak-anak muda bahwa STEM adalah jalur karir yang menarik dan penting adalah kunci untuk menggugah minat mereka. Saya berusaha untuk selalu mengkomunikasikan hal ini melalui berbagai platform, seperti Instagram, dengan menceritakan keseharian dan penemuan saya. Dengan cara ini, saya berharap bisa mendekatkan realita kehidupan seorang ilmuwan kepada mereka, sehingga mereka merasa bahwa mereka juga bisa mencapai hal yang sama.

Menghadapi Stigma Sosial

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi perempuan Indonesia adalah stigma sosial yang mengatakan bahwa pendidikan tinggi tidak diperlukan bagi perempuan. Stigma seperti “ngapain perempuan sekolah tinggi? Akhirnya cuma di dapur dan sumur” masih sering terdengar. Stigma ini dapat membuat perempuan muda menjadi demotivasi. Kita harus menunjukkan bahwa perempuan bisa berkarir dan berkeluarga sekaligus. Ada banyak contoh sukses yang bisa kita tunjukkan untuk mematahkan stigma tersebut.

Menjadi Perintis dan Membuka Jalan

Sebagai perintis, saya merasa bahwa keberadaan saya di Jepang bukan hanya untuk diri saya sendiri, tetapi juga untuk membuka jalan bagi orang lain. Dengan memberikan contoh nyata dan membuka pintu kesempatan, kita dapat menciptakan efek berlipat. Saya berharap dengan keberadaan saya di sini, saya bisa menghasilkan lebih banyak SDM unggul yang nantinya akan kembali ke Indonesia dan memberikan kontribusi yang signifikan.

Menghubungkan Talenta Indonesia di Luar Negeri

Brain linkage atau brain circulation adalah konsep yang sangat penting. Dengan menghubungkan talenta-talenta Indonesia di luar negeri, kita dapat memastikan bahwa ilmu dan pengalaman yang mereka peroleh dapat bermanfaat bagi Indonesia. Melalui kolaborasi dan koneksi yang terus terjaga, kita bisa mencapai jumlah ilmuwan yang dibutuhkan untuk membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.

Menginspirasi dan Membimbing Mahasiswa

Sastia Prama Putri adalah seorang associate professor di Osaka University yang tidak hanya mengajar tetapi juga membimbing mahasiswa untuk mengejar gelar S3. Saat ini, ia memiliki tujuh mahasiswa yang sedang menyelesaikan S3 di bawah bimbingannya, lima di antaranya adalah perempuan. Sastia optimis bahwa jumlah ini akan terus bertambah, dan dalam lima tahun ke depan, ia berharap bisa membimbing hingga 50 mahasiswa S3, bahkan mungkin lebih banyak dalam sepuluh tahun mendatang.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi riset dengan Indonesia, terutama di bidang pangan dan agritech, yang sangat dekat dengan hatinya. Laboratorium yang ia pimpin, bernama Global Food and Agritech, mencerminkan fokusnya pada pengembangan produk pangan pertanian Indonesia. Banyaknya kolaborasi riset ini memudahkan Sastia untuk mendapatkan calon mahasiswa yang berkualitas, berkat rekomendasi dari mitra-mitra risetnya di Indonesia.

Menjembatani Akademisi dan Industri

Sastia bercerita bahwa banyak mahasiswa yang ia bimbing berasal dari berbagai universitas ternama di Indonesia seperti ITB, UI, IPB, UGM, dan BRIN. Selain itu, ada juga mahasiswa yang berasal dari Universitas Bengkulu. Ia merasa bangga dapat membantu mahasiswa-mahasiswa ini mengembangkan diri dan mengejar mimpi mereka di kancah internasional. Sastia menekankan pentingnya membangkitkan motivasi dan membangun rencana yang jelas untuk mencapai mimpi, terutama bagi mahasiswa dari daerah yang sering kali merasa minder atau kurang percaya diri dengan kemampuan bahasa Inggris mereka.

Soft Skills: Kunci Sukses di Kancah Internasional

Dalam perbincangannya, Sastia dan Gita Wirjawan membahas pentingnya soft skills dalam bersaing secara global. Gita menyoroti bahwa salah satu keunggulan orang India dalam dunia internasional adalah kemampuan mereka dalam mengartikulasikan ide dan berpendapat dengan berani. Sastia setuju bahwa soft skills seperti kemampuan berkomunikasi dan percaya diri sangat penting untuk diajarkan kepada generasi muda Indonesia.

Sastia juga menekankan bahwa memiliki rencana dan aksi yang jelas sangat penting dalam meraih mimpi. Ia sering memberikan tips kepada mahasiswa tentang bagaimana merencanakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan mereka. Sastia percaya bahwa mimpi yang tampaknya jauh di atas langit bisa diraih dengan perencanaan dan usaha yang konsisten.

Mimpi dan Endgame Sastia Prama Putri

Sastia memiliki mimpi sederhana namun bermakna: menjadi orang yang bermanfaat. Baginya, hidup yang berarti adalah hidup yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Prinsip ini menjadi dorongan kuat baginya untuk terus berusaha, meskipun dalam situasi sulit. Ia ingin menjadi pionir yang membuka jalan bagi banyak orang, baik melalui penelitian yang berdampak luas maupun melalui pengembangan kapasitas sumber daya manusia di Indonesia.

Pingin lebih banyak orang Jepang makan produk Indonesia dan dibuat di Indonesia.Sastia Putri – Endgame

Sastia Putri dan Gita Wirjawan Endgame
Sastia Putri dan Gita Wirjawan Endgame

Sastia juga berbicara tentang pentingnya keseimbangan dalam hidup. Selain berperan sebagai akademisi dan business woman, ia juga menekankan pentingnya peran dalam keluarga. Ia ingin anak-anaknya dekat dengannya, suaminya bahagia, dan orang tuanya bangga. Bagi Sastia, keberhasilan tidak hanya diukur dari pencapaian akademis atau profesional, tetapi juga dari kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga.

Strategi Bisnis dan Kolaborasi Diaspora Ilmuwan

Selain fokus di dunia akademis, Sastia juga mendirikan perusahaan keluarga di Indonesia yang bergerak di bidang ekspor-impor. Perusahaan ini bertujuan untuk menyerap produk-produk UMKM dan mengekspornya ke berbagai negara. Ini merupakan salah satu cara Sastia untuk menjembatani dunia akademis dengan masyarakat dan memberikan manfaat ekonomi yang nyata.

Kita adalah kekuatan ekonomi terbesar nomor 15 di dunia. Populasi terbesar nomor 4 di dunia. Demokrasi terbesar nomor 3 di dunia.Gita Wirjawan – Endgame

Sastia juga aktif dalam organisasi Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I4), yang menghimpun ilmuwan-ilmuwan Indonesia di seluruh dunia. Ia percaya bahwa kekuatan kolektif dari diaspora ilmuwan Indonesia dapat memberikan dampak yang besar bagi perkembangan riset dan inovasi di Indonesia. Sastia ingin melihat lebih banyak ilmuwan Indonesia yang berkumpul dan berkolaborasi untuk memberikan kontribusi yang nyata bagi bangsa.

Gita Wirjawan

Menggugah Semangat Kebangsaan

Melalui berbagai peran yang dijalani, Sastia terus berusaha untuk memberikan kebermanfaatan yang meluas. Ia ingin melihat lebih banyak orang Indonesia yang belajar dan berkembang di luar negeri, kemudian kembali untuk membangun Indonesia dengan kapasitas yang telah mereka pelajari. Baginya, Indonesia membutuhkan kontribusi dari setiap individu, baik di dalam maupun di luar negeri.

Sastia menutup dengan harapan agar niat baik yang ia jalani dapat didekatkan dengan banyak orang baik lainnya, yang akan mendukung dan memperkuat misinya. Ia berterima kasih atas kesempatan untuk menarasikan ceritanya, berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk mengejar mimpi mereka dan memberikan kontribusi bagi bangsa.

Sastia Prama Putri, seorang akademisi, peneliti, dan pengusaha, terus berusaha memberikan manfaat bagi Indonesia melalui berbagai peran yang dijalani. Dengan semangat dan dedikasi, ia menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berusaha mencapai mimpi dan memberikan kontribusi nyata bagi bangsa.

@pemikirankedepan

Banyak contoh menunjukkan perempuan bisa berdaya, menempuh pendidikan hingga S3, dan tetap menjadi ibu serta istri yang hebat. Ayo, kita tunjukkan bahwa semua itu mungkin dan patahkan stigma bersama! #PerempuanBerdaya #PendidikanTinggi #InspirasiPerempuan#Endgame #Perempuanindonesia WanitaInspiratif #WanitaBisa GitaWirjawan

♬ suara asli – pemikirankedepan – pemikirankedepan