Inovasi / Pengembangan Diri · May 28, 2024

Indrawan-Nugroho-di-Endgame-Gita-Wirjawan

Membangun Masa Depan Melalui Inovasi: Kisah dan Tantangan Indrawan Nugroho

Dalam perbincangan Gita Wirjawan dengan Konsultan inovasi Dr. Indrawan Nugroho yang mempunyai misi yang sangat pribadi di setiap advokasi yang dilakukannya: memastikan bibit-bibit unggul inovator Indonesia tumbuh di lahan yang subur pula.

Indrawan Nugroho, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Indra, memulai cerita dengan memperkenalkan latar belakangnya. Lahir pada 8 November 1976 di Solo, namun pindah ke Jogja dalam waktu yang singkat sebelum akhirnya menetap di Jakarta. Nama “Indonesia Raya” yang diberikan oleh kakeknya menjadi awal dari perjalanan hidupnya, namun beruntungnya nama itu tidak mencuat dalam dokumen resmi.

Indra berbagi tentang perjalanannya dalam mencari identitasnya. Dari awalnya tertarik pada seni di Australia hingga akhirnya menekuni studi Commerce di Melbourne University, ia menunjukkan ketertarikannya pada bidang yang berbeda-beda. Perjalanan ini juga mencakup studi psikologi di UI dan pendalaman dalam Strategic Management.

Indrawan Nugroho di Endgame Gita Wirjawan
Indrawan Nugroho di Endgame Gita Wirjawan

Indra mengungkapkan pandangannya tentang tanggung jawab dan misi dalam hidup. Meski diberi opsi untuk menetap di luar negeri, ia merasa memiliki panggilan untuk memberikan kontribusi bagi Indonesia. Baginya, setiap langkah yang diambil harus sejalan dengan visi strategis untuk mencapai sesuatu yang berharga di masa depan.

Dalam era pandemi, Indra menemukan panggilannya dalam membuat konten di platform YouTube. Awalnya terasa canggung, namun dengan waktu, ia menemukan kepuasan dalam berbagi pengetahuan dan pengalamannya. Melalui konten-konten ini, ia menemukan cara untuk menyambungkan titik-titik dalam hidupnya dan memberikan inspirasi kepada orang lain.

Kemahiran Bercerita

Indrawan Nugroho mencatat bahwa meskipun Indonesia memiliki banyak storyteller, isu utamanya adalah cerita apa yang mereka sampaikan. Sebagian besar cerita yang kita konsumsi sehari-hari melalui media sosial dan hiburan cenderung tidak memiliki makna yang mendalam. Kurangnya narasi yang berarti mengarah pada pengalaman yang sekadar menyenangkan tanpa meninggalkan kesan yang berarti.

Menurut Indrawan, storytelling yang efektif adalah tentang memberikan makna yang mendalam kepada audiens. Cerita yang benar-benar berarti akan membangkitkan emosi dan membangun hubungan yang personal dengan audiens. Melalui storytelling yang memperhatikan makna, ide-ide baru dapat tumbuh dan berkembang dalam pikiran kita.

Indrawan menyoroti pentingnya mencari cerita yang berarti untuk diceritakan. Dia membagikan pengalamannya ketika dia menjadi sadar akan pentingnya kedaulatan digital setelah berdiskusi dengan seorang teman. Cerita-cerita seperti itu membangkitkan kesadaran akan isu-isu yang relevan dan memberikan arti yang mendalam kepada penonton.

Dalam konteks global, Indrawan menegaskan bahwa Indonesia memiliki banyak tema dan nilai universal yang dapat disampaikan melalui storytelling. Namun, yang diperlukan adalah narator yang mampu menyuarakan cerita-cerita ini secara efektif. Narasi yang dibuat dengan baik akan membawa budaya Indonesia ke panggung dunia dengan cara yang memikat dan memikat.

Indrawan menyoroti pentingnya memberikan makna pada artefak budaya Indonesia. Tanpa sebuah cerita yang menarik, artefak tersebut hanya menjadi objek tanpa jiwa. Melalui storytelling yang tepat, kita dapat membawa filosofi dan sejarah yang terkandung dalam artefak tersebut ke kehidupan, sehingga memperkaya pengalaman kita. Indrawan menyimpulkan dengan harapan bahwa Indonesia akan memiliki lebih banyak narator yang mampu menyampaikan cerita-cerita yang berarti. Dia menyatakan tekadnya untuk menjadi salah satu narator ini dan menyuarakan cerita-cerita penting yang dapat menginspirasi dan mempengaruhi masyarakat.

Gita Wirjawan

“Sesuatu yang tak terbatas itu merendahkan nilai bukan meningkatkan nilai. Karena nilai itu akan meningkat kalau unitnya itu terbatas atau jumlah unitnya.” Gita Wirjawan – EndGame

Inovasi Saat Pandemi

Indrawan mencatat peningkatan yang signifikan dalam jumlah perusahaan yang mencari dukungan untuk inovasi selama pandemi. Hal ini mencerminkan perubahan paradigma di mana inovasi bukan lagi hanya menjadi jargon, tetapi menjadi kebutuhan yang mendesak bagi semua jenis organisasi.

Di tengah keterpaksaan yang ditimbulkan oleh pandemi, banyak perusahaan terpaksa untuk berinovasi. Tanpa adanya adaptasi digital, mereka mungkin tidak dapat bertahan. Indrawan menyoroti pentingnya inovasi yang berkelanjutan dan implementasi yang efektif untuk menghasilkan dampak yang signifikan.

Indrawan menekankan bahwa upaya inovasi tidak hanya tentang mengadakan acara atau kompetisi, tetapi tentang transformasi yang mendalam dalam budaya dan operasi perusahaan. Ini melibatkan langkah-langkah konkret untuk menghasilkan inovasi yang mendisrupsi dan relevan dengan kebutuhan pasar.

Meskipun banyak perusahaan telah mulai berinovasi, tantangan terbesar terletak dalam implementasi. Banyak organisasi masih terjebak dalam teater inovasi, di mana mereka mengadakan banyak acara tetapi gagal untuk menghasilkan perubahan yang signifikan. Indrawan menekankan perlunya pengawalan yang ketat untuk memastikan bahwa inovasi benar-benar terwujud.

Meskipun masih banyak perjalanan yang harus dilakukan, Indrawan melihat dengan optimisme progres yang telah dicapai. Dia berharap bahwa dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak menuju inovasi nyata, Indonesia akan menjadi lebih maju dan berdaya saing di pasar global.

Indrawan juga berbagi refleksi pribadi tentang tanggung jawabnya sebagai orang tua untuk menciptakan lingkungan yang mendukung potensi anak-anaknya. Dia menyadari bahwa pembangunan masa depan Indonesia juga bergantung pada generasi muda yang didukung dan diberdayakan dengan baik. Meskipun pandemi telah membawa banyak kesulitan, Indrawan tetap optimis dan terinspirasi oleh kesempatan yang muncul dari krisis ini. Dia percaya bahwa di balik setiap kesulitan, ada peluang untuk pertumbuhan dan kemajuan.

Indrawan Nugroho dan Gita Wirjawan Endgame

Inovasi di Tempat Kerja

Bukan hanya tentang pembukaan pintu ruangan atau mekanisme yang demokratis, tetapi tentang bagaimana pemimpin mendorong anak buahnya untuk berani mencoba hal baru, membangun keamanan psikologis, dan terus menantang status quo.

Dia juga menggarisbawahi tantangan yang dihadapi perusahaan-perusahaan dalam menciptakan budaya inovasi yang berkelanjutan. Sebagai contoh, dia mencatat bagaimana insentif yang tinggi tidak selalu mendorong inovasi yang nyata, sementara keterbukaan dan apresiasi terhadap ide-ide kreatif sering kali lebih efektif.

Indrawan membagikan pengalamannya dengan perusahaan-perusahaan yang mencoba mendorong inovasi. Dia menyoroti pentingnya memahami nilai-nilai manusia di balik teknologi. Misalnya, ia menggambarkan bagaimana keberhasilan Apple lebih tentang memanusiakan teknologi dan memahami apa yang membuat manusia merasa spesial.

Pemahaman Indrawan tentang inovasi tidak hanya terbatas pada lingkup bisnis atau teknologi. Dia menyadari bahwa inovasi bisa terjadi di mana saja, bahkan dalam momen sehari-hari. Baginya, inovasi adalah tentang menghidupkan harapan dan mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia.

Dengan perspektif yang kuat tentang esensi inovasi, Indrawan mengajak kita untuk melihat masa depan dengan harapan. Dia percaya bahwa selama manusia ada, ada potensi untuk inovasi yang mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Dalam pandangan Indrawan, inovasi bukanlah sekadar tentang teknologi, tetapi tentang manusia di baliknya. Dia menantang kita untuk memahami nilai-nilai yang mendasari inovasi dan menggunakan pemahaman itu untuk menciptakan perubahan positif dalam dunia kita. Dengan demikian, wawancara ini tidak hanya memberi kita wawasan tentang inovasi, tetapi juga menginspirasi kita untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat.

Uang Sabar

Dia menyoroti bagaimana Amazon selalu berinvestasi dalam inovasi, tetapi sering kali dihukum karena keuntungan yang mereka hasilkan tidak selalu diarahkan kembali untuk inovasi yang lebih berkelanjutan.

Pindah ke konteks Indonesia, Indrawan membuka diskusi tentang kemungkinan adanya perusahaan seperti Amazon di negeri ini. Dia menunjukkan bahwa semangat untuk mencapai kesuksesan serupa ada di Indonesia, namun terdapat tantangan struktural yang perlu diatasi.

Indrawan menggali lebih dalam tentang keterbatasan modal di Indonesia, terutama dalam hal likuiditas yang kurang dibandingkan dengan negara maju seperti Amerika. Dia menyoroti betapa pentingnya pemahaman tentang perbedaan antara “uang panas” yang cenderung keluar-masuk dengan cepat dan “uang hangat” yang lebih stabil.

Dia memperkenalkan konsep bootstrapping sebagai alternatif bagi startup untuk mengatasi keterbatasan modal dan menjaga komitmen jangka panjang terhadap visi mereka. Sebagai contoh, dia membagikan kisah sebuah startup yang menolak dana ventura karena tidak sejalan dengan nilai dan misi perusahaan mereka.

Pemilihan Stimuli

Indrawan menjelaskan perbedaan antara pandangan Freudian dan Adlerian tentang pengaruh masa lalu terhadap tindakan kita saat ini. Sementara Freudian melihat pengalaman masa lalu sebagai penentu utama perilaku kita, Adlerian menekankan pada keinginan individu untuk mencapai tujuan masa depan mereka. Dia mengajak kita untuk memilih pendekatan yang lebih positif dalam memandang masa lalu dan mempergunakan pembelajaran itu untuk mencapai visi masa depan yang lebih baik.

Indrawan menyoroti pentingnya memperbaiki cara kita mengajarkan sejarah kepada generasi muda. Alih-alih hanya fokus pada peristiwa masa lalu, kita perlu menekankan pada makna dan pelajaran yang bisa diambil dari sejarah untuk membantu membentuk masa depan yang lebih baik. Dia mengusulkan pendekatan yang lebih progresif yang menggabungkan pembelajaran dari masa lalu dengan visi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Dia menyoroti bahaya asumsi yang sering kali menghalangi inovasi dan perkembangan. Terlalu banyak asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu dapat menghambat kemampuan kita untuk melihat masa depan dengan cara yang baru. Oleh karena itu, penting untuk terus mempertanyakan fiksi yang kita ciptakan dan memastikan bahwa mereka didasarkan pada fakta yang benar-benar kita pahami.

Indrawan menekankan bahwa sementara fiksi bisa menjadi alat yang kuat untuk memimpin dan menginspirasi, penting untuk memastikan bahwa fiksi tersebut realistis dan didasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang kenyataan. Dengan menggabungkan pembelajaran dari masa lalu dengan visi yang realistis untuk masa depan, kita dapat menciptakan narasi yang memungkinkan kita untuk mencapai tujuan kita dengan lebih baik.

Masa Depan Inovator Dalam Negeri

Bagaimana agar perusahaan digital Indonesia bisa bersaing di skala global? Indrawan menyoroti perusahaan-perusahaan dari India, Tiongkok, dan luar Amerika dan Eropa yang telah berhasil global, dan menegaskan pentingnya Indonesia memiliki perusahaan digital yang benar-benar milik bangsa sendiri.

Dia menyoroti pentingnya membangun mindset kewirausahaan yang kuat di kalangan anak muda Indonesia. Indrawan menekankan bahwa pasar dalam negeri Indonesia yang besar seharusnya menjadi insentif bagi para wirausahawan untuk berjuang dan tumbuh di dalam negeri.

Meskipun Alibaba, Tencent, dan Baidu memiliki pangsa pasar domestik yang besar, mereka tetap fokus pada internasionalisasi. Ini menimbulkan pertanyaan apakah mindset Indonesia yang terlalu fokus pada pangsa pasar lokal bisa menjadi hambatan bagi pertumbuhan global. Selain itu Indrawan menyoroti pentingnya kondisi makroekonomi bagi pertumbuhan perusahaan teknologi. Bahwa rasio uang beredar terhadap PDB Indonesia masih rendah dibandingkan negara maju, dan menekankan perlunya meningkatkan ketersediaan dana untuk mendukung pertumbuhan startup.

Sejumlah sektor, seperti energi, pertanian, peternakan, pariwisata, pendidikan, dan kesehatan, masih memiliki potensi besar untuk disrupsi teknologi. Namun, perlu adanya kesadaran dan dukungan untuk mendorong inovasi di sektor-sektor ini.

Indrawan menyambut baik inisiatif seperti Merdeka Belajar dan menekankan perlunya mendemokratisasi ide dalam pembelajaran. Dia berharap agar reformasi pendidikan bisa berkelanjutan dan menghasilkan dampak yang positif dalam jangka panjang.

Mundur Sejenak (Harapan 2045)

“Kalau ada orang yang memang dasarnya maling, dia menggunakan teknologi untuk malingnya, nanti akan ada tempat yang sangat menarik bagi mereka untuk meneruskan kemalingannya.” Indrawan Nugroho – EndGame

Metaverse & Blockchain

Indrawan membandingkan evolusi metaverse dengan perkembangan internet dua dekade lalu. Seperti internet pada zamannya, metaverse juga memiliki pro dan kontra, dengan harapan dan kekhawatiran yang terkait dengannya.

Dia berpendapat bahwa meskipun teknologinya berkembang, perilaku manusia akan tetap sama. Jika seseorang memiliki kesewenang-wenangan di dunia nyata, mereka cenderung akan melakukan hal yang sama di metaverse. Namun, Indrawan juga melihat sisi positifnya. Dia membayangkan bahwa metaverse bisa digunakan untuk pendidikan atau bisnis dengan cara yang lebih inklusif dan efisien.

Pembicaraan berlanjut ke blockchain dan cryptocurrency, dengan fokus pada konsumsi energi yang tinggi. Indrawan menekankan pentingnya menyelaraskan pertumbuhan teknologi dengan keberlanjutan lingkungan. Dia menyoroti pentingnya mendidik generasi muda agar memikirkan jangka panjang dan memiliki kesabaran dalam mencapai kesuksesan ekonomi.

Harapan untuk Masa Depan

Akhirnya, dia menyampaikan harapannya bahwa generasi mendatang akan menggunakan teknologi untuk kebaikan, bukan sebagai alat untuk melarikan diri dari realitas.

Wawancara ini mencerminkan pandangan Indrawan Nugroho tentang peran teknologi dalam membentuk masa depan, dengan menyoroti tantangan dan peluang yang dihadapi oleh masyarakat global.

@pemikirankedepan

Legacy bukan hanya tentang apa yang kita tinggalkan, tetapi juga tentang lingkungan yang kita ciptakan untuk generasi mendatang. #Legacy #Warisan #Pendidikan #Indonesia #TikTokEdukasi #masadepan #edukasi #endgame #pendidikanindonesia

♬ suara asli – pemikirankedepan – pemikirankedepan