Tokoh · October 28, 2024

walter gilbert

Perjalanan Walter Gilbert dari Nobel Laureate ke Pengusaha

Walter Gilbert, seorang peraih Nobel dalam bidang kimia, telah meninggalkan jejak yang sangat berharga dalam dunia ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang DNA sequencing (penyusunan urutan DNA). Dalam episode Endgame bersama Gita Wirjawan, Gilbert berbicara tentang kontribusinya yang luar biasa dalam pengembangan teknik ini dan bagaimana inovasi ini memengaruhi dunia bioteknologi, termasuk transformasinya menjadi seorang wirausahawan.

Masa Kecil dan Pendidikan Awal

Dr. Wally Gilbert, yang lahir di Boston, tumbuh dalam keluarga akademis. Ibunya seorang psikolog dan ayahnya profesor ekonomi di Harvard. Karena ketidakpuasan ibunya terhadap sekolah lokal, Gilbert dan saudara perempuannya menerima pendidikan di rumah, mengembangkan minat pada pengetahuan sejak dini.

Pada usia 8 tahun, Gilbert sudah memiliki laboratorium kimia di rumah dan sering bereksperimen, meskipun pernah mengalami kecelakaan kecil akibat ledakan percobaannya.

Setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah Quaker, Gilbert melanjutkan studi ke Harvard pada 1949, awalnya tertarik pada kimia, namun beralih ke fisika teoretis karena dominasi pendekatan kimia lama di Harvard.

Setelah meraih gelar sarjana, ia melanjutkan studi pascasarjana di Cambridge, Inggris, di mana banyak ilmuwan pada masa itu belajar di luar negeri sebagai bagian dari perkembangan akademis.

Perspektif Terhadap Perkembangan Teknologi

Dalam wawancara, Gilbert mengkritik kapitalisme modern yang ia sebut sebagai “feodalisme teknologi,” di mana kontrol atas teknologi dan sumber daya semakin terpusat pada sedikit pihak, sementara nilai ekonomi berkurang karena lebih banyak uang dihasilkan dari spekulasi daripada produksi.

Ia juga memberikan pandangannya tentang CRISPR, teknologi modifikasi genetik, yang ia sebut “fisika iri,” mencerminkan kekhawatiran biologis tentang potensi risiko besar dari teknologi tersebut.

Gita Wirjawan Walter Gilbert  Endgame
Gita Wirjawan dan Walter Gilbert Endgame

Pertemuan yang Mengubah Segalanya

Titik balik besar dalam karier Gilbert terjadi ketika ia bertemu dengan James Watson, penemu struktur DNA, di sebuah pesta di Cambridge. Setelah diperkenalkan oleh istrinya, mereka terlibat dalam percakapan yang membawa Gilbert lebih mendalam ke dunia biologi.

Watson memperkenalkan konsep RNA Messenger (mRNA), yang menjelaskan bagaimana DNA menginstruksikan sel untuk membuat protein. Penemuan ini, bahwa mRNA adalah salinan gen dari DNA yang mengirim informasi ke ribosom, menjadi salah satu terobosan penting dalam biologi molekuler.

Eksperimen awal Gilbert dan timnya menggunakan teknik sederhana dengan bahan radioaktif dan alat ukur manual. Seiring berjalannya waktu, teknologi berkembang pesat, dengan peralatan seperti penghitung otomatis dan cation counters yang meningkatkan efisiensi dan akurasi eksperimen. Gilbert menyaksikan perubahan radikal dalam dunia sains dan bagaimana inovasi teknologi mempercepat penemuan ilmiah.

Konferensi Internasional di Moskow dan Penemuan Kode Genetik

Pada 1961, Gilbert menghadiri Kongres Biokimia Internasional di Moskow, di mana ia membahas peran mRNA dalam produksi protein. Di sana, ia bertemu ilmuwan seperti Marshall Nirenberg, yang memperkenalkan penemuan tentang kode genetik.

Konferensi ini menjadi momen penting, menghubungkan ilmuwan Barat dan Timur di tengah Perang Dingin. Gilbert juga melakukan perjalanan ke Pakistan dan India untuk memperluas wawasan ilmiahnya.

Proses Penunjukan Ilmuwan di Era 60-an

Pada 1960-an, proses pemilihan ilmuwan di Harvard sangat ketat, dengan komite ad hoc yang melibatkan para ahli luar universitas. Salah satu cara mereka menilai kandidat adalah dengan pertanyaan seperti, “Apa yang akan kamu lakukan jika ia meninggal?” untuk mengukur pentingnya kandidat tersebut.

Meskipun tegas, sistem ini membantu presiden universitas memahami posisi departemen dalam konteks global dan penghargaannya di komunitas ilmiah internasional.

Pertumbuhan Eksponensial Dunia Sains

Gilbert mencatat pesatnya perkembangan dunia sains, dengan jumlah makalah ilmiah dan peneliti meningkat 32 kali lipat dalam 50 tahun. Hal ini mencerminkan betapa cepatnya ilmu berkembang, membuat ilmuwan sulit mengikuti kemajuan di setiap sub-bidang.

Dulu, Gilbert bisa memahami perkembangan terbaru hanya dengan membaca beberapa makalah, tetapi kini setiap sub-bidang telah menjadi disiplin tersendiri dengan pengetahuan yang mendalam. Tantangannya adalah menavigasi lautan informasi yang terus berkembang.

Gita Wirjawan Endgame

“Sekarang kita melihat semakin banyak orang yang masuk ke politik lebih sebagai panggilan profesi daripada sebagai misi.” Gita Wirjawan – EndGame

Berbagi Pengetahuan dengan Komunitas Ilmiah

Yang membuat kisah ini lebih menarik adalah pendekatan Gilbert dalam berbagi penemuan revolusionernya. Alih-alih mematenkan metode sekuensing DNA dan menahannya untuk keuntungan pribadi, Gilbert memilih untuk membagikannya kepada komunitas ilmiah di Konferensi Gordon pada tahun 1976.

Dalam konferensi tersebut, ia memberikan instruksi rinci tentang bagaimana metode ini bisa dilakukan oleh ilmuwan lain di laboratorium mereka. Tak lama kemudian, metode ini digunakan di seluruh dunia, mempercepat penelitian di berbagai bidang bioteknologi.

Kemenangan Nobel

Walter Gilbert, bersama Fred Sanger dan Paul Berg, memenangkan Hadiah Nobel Kimia 1980 untuk penemuan metode penyusunan urutan DNA dan teknik DNA rekombinan. Penemuan ini memungkinkan pemindahan fragmen DNA antar sel, menghasilkan bakteri dengan DNA asing yang dapat mereplikasi dirinya, serta membuka jalan untuk produksi besar-besaran DNA. Teknik ini berkembang pesat, termasuk pembuatan insulin manusia dalam bakteri, yang memicu Gilbert untuk terjun ke dunia kewirausahaan bioteknologi.

Meskipun telah menerima penghargaan sebelumnya, Gilbert tidak mengharapkan Nobel, dan baru diberitahu oleh wartawan pagi setelah pengumuman. Ia merayakan kemenangan bersama timnya dengan pesta besar.

Dari Ilmuwan ke Dunia Bisnis: Awal Mula di Bioteknologi

Setelah meraih Hadiah Nobel, Walter Gilbert memasuki dunia bioteknologi. Pada akhir 1970-an, ia bertemu dengan dua venture capitalist yang tertarik berinvestasi di perusahaan bioteknologi. Mereka berencana mendirikan perusahaan fokus pada sintesis gen sintetis dan produksi insulin manusia. Meskipun ide ini masih baru, Gilbert dan para ilmuwan lain memutuskan untuk mendirikan perusahaan yang kemudian menjadi pionir dalam bidang bioteknologi.

Tantangan Awal dan Keputusan Menjadi CEO

Pada awalnya, tim mereka hanya terdiri dari ilmuwan berdedikasi. Seiring waktu, Walter semakin terlibat dalam aspek bisnis perusahaan dan berhasil mendapatkan investasi dari perusahaan besar seperti Schering-Plough dan International Nickel, yang memungkinkan pendirian laboratorium pertama di Cambridge dan Eropa.

Namun, merasa perkembangan perusahaan lambat, Walter akhirnya mengambil keputusan berani untuk menjadi CEO, meski sebelumnya hanya ingin berkontribusi sebagai ilmuwan. Keputusan ini terbukti tepat, membawa perusahaan menuju arah yang lebih progresif.

Sukses IPO: Langkah Besar Menuju Kesuksesan

Pada tahun 1983, perusahaan yang dipimpin Walter Gilbert melakukan IPO yang menjadi salah satu yang terbesar pada saat itu, dengan nilai lebih dari $50 juta. Walter memimpin sendiri presentasi kepada para investor selama roadshow di Amerika dan Eropa, menunjukkan dedikasi dan keyakinannya terhadap perusahaan.

 IPO ini memberikan modal yang cukup untuk mengembangkan proyek besar, seperti produksi interferon dan penelitian insulin manusia, menjadikan perusahaan tersebut salah satu pemain utama di industri bioteknologi global.

Seperti banyak pengusaha lainnya, perjalanan Walter Gilbert di dunia bisnis tidaklah mulus. Meski perusahaan berkembang pesat, fluktuasi harga saham dan ketidakpuasan dewan direksi akhirnya menyebabkan Walter dipecat dari posisi CEO pada tahun 1985. Meskipun demikian, Walter tidak menyerah. Ia kembali ke Harvard untuk melanjutkan penelitian ilmiahnya, menunjukkan bagaimana dedikasinya terhadap ilmu pengetahuan tetap menjadi inti dari hidupnya.

Masa Depan Populasi Dunia

Gilbert menyoroti transisi global menuju kondisi yang lebih baik, dengan penurunan angka kelahiran yang menyebabkan populasi dunia mencapai puncaknya dan mulai menurun, seperti yang terjadi di China, Rusia, dan beberapa negara Eropa.

Ia juga menekankan peran penting imigrasi dalam menopang populasi di negara-negara dengan penurunan penduduk, khususnya di Eropa dan AS. Meski ada kemajuan, Gilbert mengingatkan bahwa dunia masih menghadapi tantangan besar, termasuk konflik dan ketidakadilan global.

Tantangan Ekonomi Modern: Uang Dari Uang

Gilbert mengungkapkan keprihatinannya tentang perkembangan sistem ekonomi modern, di mana bank dan perusahaan lebih fokus pada menghasilkan uang dari uang, tanpa menciptakan nilai nyata. Ia menyebutkan bahwa banyak sektor ekonomi kini menghasilkan PDB fiktif, hanya berputar pada keuntungan tanpa dampak positif bagi masyarakat.

Menurutnya, perusahaan besar seperti Boeing dan rumah sakit yang dikelola ekuitas swasta sering mengeksploitasi aset demi keuntungan, alih-alih berfokus pada nilai sosial. Hal ini ia anggap sebagai masalah serius dalam ekonomi saat ini.

Selain isu ekonomi, Gilbert juga menyinggung tentang dampak kapitalisasi terhadap sains dan masalah global seperti perubahan iklim. Ia mengungkapkan betapa frustrasinya sebagai ilmuwan ketika melihat fakta ilmiah tentang perubahan iklim diabaikan. Gilbert menyebutkan bahwa meskipun sains telah dengan jelas menunjukkan bahwa peningkatan emisi karbon dioksida dan metana disebabkan oleh aktivitas manusia, kebijakan politik sering kali tidak melakukan tindakan nyata.

walter gilbert - perjalanan walter gilbert dari nobel laureate ke pengusaha

“Sains sudah jelas, tetapi kita menonton dunia terbakar di sekitar kita tanpa mengambil tindakan yang berarti,” Walter Gilber – EndGame.

Politik dan Konsentrasi Kekuasaan

Gilbert mencatat bahwa kekacauan politik saat ini bukan hal baru, namun yang membedakan adalah konsentrasi kekuasaan ekonomi yang semakin terkonsentrasi pada segelintir orang. Ia mengungkapkan bahwa nilai-nilai masyarakat telah berubah, dengan lebih banyak orang terjun ke politik untuk keuntungan pribadi, bukan untuk perubahan bermakna.

 Ia juga mencermati pergeseran budaya dalam pendidikan, di mana lulusan universitas dulu cenderung memilih karier di sains karena rasa ingin tahu, sementara kini banyak yang lebih tertarik pada Wall Street dan uang.

Kembali Ke Akar Seni: Fotografi

Menjelang akhir wawancara, Gilbert membahas hasrat terbarunya dalam seni fotografi. Dia bercerita tentang bagaimana kecintaannya terhadap fotografi dimulai sejak kecil, ketika dia memiliki kamar gelap untuk mencetak foto. “Sekitar 20 tahun yang lalu, saya mulai menggunakan kamera digital dan menyadari bahwa saya bisa membuat gambar berukuran besar yang sangat detail,” katanya.

Fotografi bagi Gilbert adalah cara untuk mengekspresikan rasa ingin tahunya terhadap dunia. Dia menunjukkan bahwa meskipun dia telah mencapai banyak hal dalam sains dan bisnis, seni selalu menjadi bagian penting dari hidupnya. “Kamu harus datang dan melihat karya aslinya,” ajaknya.