Teknologi · May 3, 2024

Iman-Usman-Endgame-Gita-Wirjawan

Singularitas dan Masa Depan Teknologi

Iman Usman, salah satu pendiri Ruangguru, menceritakan kisah hidupnya yang penuh dengan lika-liku dan inspiratif. Lahir di keluarga sederhana di Padang, Iman menunjukkan tekadnya sejak kecil untuk belajar dan berprestasi. Dia aktif di berbagai kegiatan di sekolah dan bahkan menjadi juara nasional ujian nasional.

Namun, perjalanan hidupnya tidak selalu mulus. Iman pernah mengalami kegagalan saat mendaftar ke SMA favoritnya dan ditolak untuk menjadi guru. Pengalaman ini membuatnya frustrasi, tetapi juga memotivasi dia untuk bangkit dan membuktikan kemampuannya.

Salah satu pengalaman yang paling berkesan bagi Iman adalah ketika dia tergila-gila dengan Harry Potter. Dia membaca semua bukunya, bahkan sampai belajar bahasa Inggris agar bisa membaca versi aslinya. Kecintaannya pada Harry Potter mendorongnya untuk membuat pernak-perniknya sendiri dan bahkan memulai bisnis kecil-kecilan.

Pengalaman ini mengajari Iman banyak hal tentang bisnis, komunitas, dan imajinasi. Dia mengatakan bahwa Harry Potter adalah salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam hidupnya karena memberinya inspirasi untuk tidak pernah menyerah dan selalu mengejar mimpinya. Iman Usman adalah contoh nyata dari seorang individu yang pantang menyerah dan selalu ingin belajar. Dia telah berhasil mengubah passionnya menjadi bisnis yang sukses dan menginspirasi jutaan orang di Indonesia.

Iman Usman Endgame Gita Wirjawan
Iman Usman di Endgame Gita Wirjawan

Masa Sulit dan Titik Balik

Iman Usman melanjutkan kisahnya dengan menceritakan masa-masa sulitnya setelah kembali dari Amerika. Ia merasa tertekan dengan ekspektasi orang lain dan ingin melarikan diri. Ia memilih untuk pergi ke New York dan memulai Ruangguru bersama Belva Devara.

Meskipun memiliki ide dan tim yang bagus, Ruangguru awalnya tidak mudah berkembang. Model bisnis awal mereka, yaitu marketplace guru privat, tidak mencapai target karena keterbatasan tutor berkualitas dan pasar yang terbatas. Iman pun sempat berpikir untuk menyerah.

Selain itu, Iman juga mengalami berbagai momen pahit saat awal merintis Ruangguru. Ia pernah diremehkan oleh pejabat pemerintah dan investor karena dianggap masih muda dan tidak berpengalaman. Pengalaman-pengalaman ini membuatnya marah dan frustrasi, tetapi juga menjadi pelajaran berharga untuk tidak meremehkan orang lain.

Ketangguhan dan Kegigihan

Meskipun menghadapi berbagai rintangan, Iman Usman tidak pernah menyerah. Ia terus belajar dan berbenah diri, serta mencari cara baru untuk mengembangkan Ruangguru. Ia juga belajar untuk tidak mudah tersinggung dan selalu rendah hati.

Kegigihan dan ketangguhan Iman Usman akhirnya membuahkan hasil. Ruangguru terus berkembang dan menjadi salah satu edtech terbesar di Asia Tenggara. Iman Usman pun menjadi salah satu pengusaha muda yang inspiratif di Indonesia.

Mencari Keseimbangan antara Skalabilitas dan Profitabilitas

Iman Usman percaya bahwa skalabilitas dan profitabilitas bukanlah dua hal yang bertentangan. Menurutnya, perusahaan dapat mencapai keduanya dengan cara yang bertanggung jawab. Caranya dengan menghitung margin dan CAC (Cost of Acquisition Customer/Biaya Akuisisi Pelanggan) dengan cermat, serta membangun brand yang kuat.

Ia menjelaskan bahwa Ruangguru tidak pernah ingin “membakar uang” hanya untuk mendapatkan pangsa pasar. Mereka berinvestasi di brand dan membangun kepercayaan publik untuk membangun loyalitas pelanggan. Hal ini terbukti efektif dalam jangka panjang, dan memungkinkan Ruangguru untuk menjadi pemimpin pasar di bidang pembelajaran online di Indonesia.

Menjembatani Elitisme dan Outreach

Iman Usman juga membahas tentang dilema antara elitisme dan outreach dalam pendidikan. Ia mengakui bahwa banyak yang mempertanyakan harga produk Ruangguru yang dianggap murah dibandingkan dengan pesaing di India dan Cina.

Namun, Iman menekankan bahwa misi utama Ruangguru adalah menyediakan pendidikan yang terjangkau bagi semua orang. Ia tidak ingin produknya didevaluasi dengan menjadikannya gratis, dan ia percaya bahwa model bisnis Ruangguru memungkinkan mereka untuk menjangkau berbagai segmen pasar dengan harga yang sesuai.

Ia juga mengkritik sekolah-sekolah elit yang mematok harga tinggi dengan kualitas pendidikan yang tidak sebanding. Menurutnya, Ruangguru hadir sebagai solusi untuk menjembatani kesenjangan akses pendidikan dengan menghadirkan pendidikan berkualitas dengan harga yang terjangkau.

Data dan Demokratisasi Pendidikan

Iman Usman mengungkapkan bahwa data menunjukkan bahwa mayoritas pengguna Ruangguru berasal dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah. Hal ini menunjukkan bahwa platformnya telah berhasil menjangkau orang-orang yang sebelumnya tidak memiliki akses ke bimbingan belajar berkualitas.

Ia percaya bahwa teknologi, termasuk platform online seperti Ruangguru, dapat menjadi alat untuk mendemokratisasi pendidikan. Dengan memberikan akses yang sama kepada semua orang, teknologi dapat membantu menjembatani kesenjangan pendidikan dan menciptakan peluang yang lebih luas bagi semua.

Kisah Pribadi dan Pengalaman

Iman Usman menceritakan pengalaman pribadinya saat masuk Universitas Indonesia (UI). Ia terkejut melihat bahwa hanya ada 40 mahasiswa dari Sumatra Barat di antara ribuan mahasiswa baru. Hal ini menunjukkan kesenjangan akses pendidikan yang signifikan antara daerah dan kota.

Ia percaya bahwa teknologi seperti Ruangguru dapat membantu mengatasi kesenjangan ini dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang, terlepas dari latar belakang mereka.

Dampak Covid-19 terhadap Pendidikan di Indonesia

Iman Usman mengakui bahwa pandemi Covid-19 telah membawa dampak signifikan terhadap dunia pendidikan, termasuk Ruangguru. Meskipun platform online seperti Ruangguru mengalami pertumbuhan, ia melihat adanya kekhawatiran terkait kualitas pembelajaran selama masa belajar dari rumah (BDR).

Ia mengkritik sistem pembelajaran di sekolah yang hanya memberikan tugas dan PR tanpa interaksi dan penjelasan yang memadai. Hal ini mendorong banyak siswa untuk mencari jawaban instan di internet dengan cara copy-paste, tanpa memahami konsep yang sebenarnya.

Iman Usman khawatir bahwa kebiasaan ini dapat berakibat fatal pada pola pikir dan semangat belajar siswa, sehingga menghambat perkembangan mereka di masa depan.

Iman Usman Ruang Guru di Endgame Gita Wirjawan

Menjawab Tantangan: Skalabilitas, Aksesibilitas, dan Kolaborasi

Meskipun fokus utama Iman Usman bukan pada profitabilitas, ia menekankan pentingnya skalabilitas untuk menjangkau lebih banyak orang di Indonesia dan meningkatkan kualitas pendidikan secara nasional.

Ia menyadari bahwa konektivitas internet dan mobilitas fisik masih menjadi kendala di beberapa daerah. Untuk mengatasi hal ini, Ruangguru telah dan terus mengembangkan berbagai solusi, seperti:

  • Kompresi video: Mengurangi konsumsi data untuk video pembelajaran agar dapat diakses dengan bandwidth yang terbatas.
  • Pembelajaran offline: Menyediakan materi pembelajaran offline yang terenkripsi untuk diakses tanpa koneksi internet.
  • Kemitraan: Berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk menyediakan akses yang lebih mudah dan terjangkau.
  • Ruangguru On-The-Go: Mendistribusikan USB berisi materi pembelajaran terenkripsi ke daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal).

Iman Usman juga mengapresiasi kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan teknologi untuk belajar di tengah keterbatasan. Ia mengajak lebih banyak pihak untuk berkolaborasi dan memfasilitasi akses pendidikan yang berkualitas bagi semua orang di Indonesia.

Mengembangkan Pemikiran Kritis dan Masyarakat Saintifik

Iman Usman meyakini bahwa mendorong STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) erat kaitannya dengan membangun pemikiran kritis dan masyarakat yang saintifik. Ia menekankan pentingnya edukasi untuk melawan hoaks dan mengantarkan bangsa menuju kemajuan.

Menurutnya, STEM bukan hanya disiplin ilmu tunggal, tetapi harus terintegrasi dengan berbagai bidang lain seperti sastra dan seni. Hal ini untuk menciptakan pemahaman yang holistik dan memperkaya pengembangan diri.

Meningkatkan Kesadaran Karir di Bidang STEM

Iman Usman menyadari bahwa persepsi masyarakat terhadap karir di bidang STEM masih perlu ditingkatkan. Ia melihat kecenderungan masyarakat yang lebih memikirkan keuntungan finansial jangka pendek daripada prospek jangka panjang.

Untuk itu, perlu dilakukan edukasi masif tentang peluang karir yang menjanjikan di bidang STEM. Ia mencontohkan bagaimana karir di STEM menawarkan gaji yang kompetitif dan peluang untuk berkontribusi pada kemajuan bangsa.

Upaya Ruangguru dalam Mendorong STEM

Ruangguru memiliki berbagai strategi untuk mendorong minat dan kompetensi STEM di Indonesia, antara lain:

Mengaitkan konsep abstrak dengan aplikasi praktis: Ruangguru berusaha menjelaskan konsep STEM secara kontekstual dan menunjukkan relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.

Memberikan edukasi tentang pilihan karir: Ruangguru menyediakan informasi dan panduan tentang berbagai karir di bidang STEM, membantu siswa menentukan pilihan yang tepat.

Mengembangkan program Skill Academy: Ruangguru fokus pada pelatihan hard skills di bidang STEM untuk membekali individu yang ingin meningkatkan kemampuan atau beralih karir.

Menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan: Ruangguru mengikuti kurikulum nasional dan menyesuaikannya dengan pendekatan merdeka belajar, kampus merdeka.

Tantangan dan Peluang di Bidang STEM

Iman Usman mengungkapkan bahwa dua mata pelajaran paling populer di Ruangguru adalah Matematika dan Sains. Hal ini menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk mempelajari STEM.

Namun, ia juga mengakui bahwa masih banyak guru Sains di Indonesia yang belum memiliki kualifikasi yang relevan. Distribusi guru yang tidak merata juga menjadi faktor yang perlu diatasi.

Meskipun terdapat tantangan, Iman Usman optimis bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk maju di bidang STEM. Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan STEM dan membangun generasi penerus yang cerdas dan inovatif.

Tantangan Memasuki 10 Besar PISA

Iman Usman menyadari bahwa target untuk masuk 10 besar PISA (Programme for International Student Assessment) adalah sebuah ambisi yang besar. Ia mengacu pada penelitian Richard Y. Lam yang menunjukkan bahwa anak-anak di Jakarta membutuhkan waktu 128 tahun untuk mencapai rata-rata OECD.

Ia juga mengungkapkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih tertinggal, dengan lulusan SMA yang setara dengan lulusan SMP di negara-negara maju. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:

  • Kualitas guru: Meningkatkan kualitas guru membutuhkan waktu dan usaha yang signifikan, mulai dari rekrutmen, pelatihan, penempatan, penggajian, manajemen kinerja, hingga pelatihan ulang.
  • Pendekatan konvensional: Pendekatan pendidikan tradisional di Indonesia dianggap kurang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara signifikan.
  • Ketidakmerataan akses: Akses pendidikan yang berkualitas belum merata di seluruh Indonesia.
  • Peran Teknologi dan Blended Learning

Iman Usman melihat teknologi sebagai solusi untuk mempercepat kemajuan pendidikan di Indonesia. Ia menekankan pentingnya mengintegrasikan teknologi dengan pembelajaran tradisional (blended learning) untuk:

Memanfaatkan data untuk memahami performa siswa: Data dapat membantu guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan siswa, sehingga mereka dapat memberikan pembelajaran yang lebih terpersonalisasi.

Memberikan pembelajaran yang sesuai kebutuhan individu: Teknologi memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar mereka masing-masing.

Meningkatkan motivasi belajar: Penggunaan teknologi yang menarik dan interaktif dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.

Integrasi dan Komitmen

Iman Usman menekankan perlunya integrasi dan komitmen dari semua pihak untuk mencapai target 10 besar PISA. Ini termasuk:

  • Pemangku kebijakan: Pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendukung penggunaan teknologi dalam pendidikan dan meningkatkan kualitas guru.
  • Guru: Guru harus beradaptasi dengan teknologi dan menggunakannya secara efektif dalam pembelajaran.
  • Masyarakat: Masyarakat perlu mendukung penggunaan teknologi dalam pendidikan dan mendorong anak-anak untuk belajar dengan tekun.

Hikmah dari Covid-19 dan Akses Internet

Iman Usman melihat pandemi Covid-19 sebagai momen penting untuk menyelaraskan sistem pendidikan di Indonesia. Ia mencontohkan bagaimana pandemi memaksa pemanfaatan teknologi dan mendorong guru-guru yang kompeten untuk menggunakan platform online.

Ia juga menekankan pentingnya akses internet yang merata di seluruh Indonesia untuk mendukung pembelajaran online dan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Tantangan Motivasi Belajar

Iman Usman mengungkapkan kekhawatirannya tentang rendahnya growth mindset di kalangan pelajar Indonesia. Growth mindset adalah pola pikir yang meyakini bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat ditingkatkan dengan usaha dan kerja keras.

Kita bisa dapat pendidikan yang bermutu di sekolah-sekolah yang nggak dipersepsikan sebagai sekolah bonafit.” Gita Wirjawan – Endgame

Ia menjelaskan bahwa siswa dengan growth mindset rendah cenderung mudah menyerah dan tidak percaya diri dalam belajar. Hal ini dapat menghambat kemajuan mereka dalam mencapai potensi penuh mereka.

Gita Wirjawan Endgame

Meningkatkan Akses dan Mengintegrasikan Membaca dalam Proses Belajar

Iman Usman menekankan pentingnya akses terhadap buku untuk meningkatkan budaya membaca di Indonesia. Ia mencontohkan sistem pendidikan di Amerika, di mana siswa diharuskan membaca materi sebelum kelas untuk memfasilitasi diskusi dan pembelajaran yang lebih mendalam.

Ia juga mengusulkan untuk mengintegrasikan kegiatan membaca dalam proses belajar di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan mengubah metode belajar yang hanya berfokus pada menghafal dan mempersiapkan ujian, menjadi metode yang menekankan pada pemahaman dan diskusi kritis.

Memberikan Insentif dan Meningkatkan Industri Literasi

Selain akses, Iman Usman juga menyoroti perlunya insentif bagi para penulis dan industri literasi secara keseluruhan. Ini termasuk memberikan perlindungan hak cipta yang kuat, keringanan pajak, dan dukungan untuk konversi buku ke format digital.

Ia meyakini bahwa dengan meningkatkan pasokan dan variasi buku yang menarik, gerakan literasi dapat menjadi arus utama dan menjangkau lebih banyak orang.

Menjadikan Edukasi Aksesibel dan Menarik

Iman Usman menjelaskan strategi Ruangguru dalam menggunakan influencer dan artis populer untuk mempromosikan pendidikan. Ia berpendapat bahwa hal ini dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan membuat percakapan tentang pendidikan menjadi lebih menarik dan mudah diakses.

Ia menyadari bahwa edukasi yang menarik dan mudah diakses dapat membantu mengatasi echo chamber dan asimetri informasi yang sering terjadi di era digital.

Membaca Utuh dan Melawan Polarisasi

Iman Usman menekankan pentingnya membaca buku secara utuh untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh. Ia khawatir bahwa kebiasaan membaca terpotong-potong di media sosial dapat mempersempit wawasan dan memperparah polarisasi.

Ia percaya bahwa akses terhadap buku dan budaya membaca yang kuat dapat meningkatkan pengetahuan dan keterbukaan, sehingga dapat membantu mengatasi polarisasi dan membangun masyarakat yang lebih inklusif.

Keterkaitan dengan Kesenjangan dan Perubahan Iklim

Iman Usman melihat adanya hubungan antara kesenjangan informasi dan polarisasi dengan tingkat kesenjangan ekonomi (rasio Gini). Ia berhipotesis bahwa semakin tinggi kesenjangan, semakin terpolarisasi pula masyarakat.

Ia meyakini bahwa akses terhadap buku dan edukasi yang berkualitas dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan mempersempit kesenjangan informasi, sehingga dapat berkontribusi dalam mengatasi polarisasi dan membangun masyarakat yang lebih adil.

Membangun Meritokrasi dan Meningkatkan Standar

Iman Usman menekankan pentingnya membangun meritokrasi di Indonesia untuk mencapai kemajuan di berbagai bidang. Ia menjelaskan bahwa standar yang tinggi dan konsisten harus diterapkan di semua tingkatan, baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Ia mengingatkan bahwa mentalitas “cukup puas dengan yang biasa-biasa saja” harus diubah. Bangsa Indonesia harus memiliki ambisi dan tekad untuk mencapai kualitas terbaik dalam setiap hal.

Melampaui Wacana dan Mencapai Realitas

Iman Usman mengingatkan agar tidak terjebak dalam wacana dan persepsi semata tentang kemajuan Indonesia. Ia menekankan pentingnya untuk merefleksikan pencapaian dalam kehidupan nyata, terutama di akar rumput.

Ia mencontohkan Korea Selatan sebagai negara yang memiliki ambisi besar dan kerja keras untuk sukses di berbagai bidang. Mentalitas ini harus dibudayakan di Indonesia agar mencapai kemajuan yang multidimensi.

Peran Ruangguru dalam Membangun Bangsa

Iman Usman menyadari peran penting Ruangguru sebagai platform edukasi yang menjangkau jutaan orang di Indonesia. Ia melihat peluang untuk menggunakan platform ini untuk membangun budaya kerja keras, inklusivitas, dan apresiasi terhadap kreasi lokal.

Ia juga menekankan pentingnya mengintegrasikan pendidikan karakter dan nilai-nilai budaya dalam pembelajaran untuk membangun generasi penerus yang tangguh dan berprestasi.

Apresiasi Lokal dan Membangun Kepercayaan Diri

Iman Usman mencontohkan Korea Selatan yang memiliki budaya apresiasi tinggi terhadap kreasi lokal. Ia mendorong agar budaya ini diterapkan di Indonesia untuk mendorong seniman, musisi, dan kreator lainnya untuk berkarya dan mencapai kesuksesan.

Ia juga menekankan pentingnya membangun rasa percaya diri dan kemandirian bangsa Indonesia. Kemajuan tidak harus selalu didorong oleh konsumsi dan ketertarikan dari luar negeri, tetapi juga dari dalam negeri.

Belajar dari Pengalaman dan Memicu Inovasi

Iman Usman menceritakan kisah inspiratif tentang pabrik baja Korea Selatan yang berhasil berkembang pesat setelah ditolak oleh Bank Dunia. Ia melihat ini sebagai contoh bagaimana kesulitan dan penolakan dapat menjadi pemicu untuk mencari solusi inovatif dan mencapai kesuksesan.

“Saya ingin menjadi pragmatis, bahwa dengan belajar orang jadi bisa menguasai keahlian ini, menguasai ilmu itu, dengan keahlian ini, dan dengan ilmu itu jadi bisa gini, gini, gini.” Imam Usman – Endgame

Ia mengajak bangsa Indonesia untuk belajar dari pengalaman ini dan menggunakannya sebagai motivasi untuk terus berinovasi dan mencari solusi kreatif dalam menghadapi berbagai tantangan.

Kebahagiaan dan Keseimbangan

Iman Usman menyadari bahwa kualitas hidup dan kebahagiaan masyarakat juga merupakan aspek penting dalam mencapai kemajuan. Ia mencontohkan Indonesia yang memiliki tingkat kebahagiaan tinggi.

Namun, ia mengingatkan agar kebahagiaan ini tidak menjadi alasan untuk berpuas diri dan berhenti berusaha untuk mencapai kemajuan yang lebih baik. Keseimbangan antara kebahagiaan dan ambisi untuk berprestasi harus dijaga.

Menyinergikan Pemikiran dan Pemicuan Kreatif

Iman Usman menjelaskan bahwa dalam pendidikan, penting untuk menyeimbangkan antara struktur dan pengalaman. Struktur diperlukan untuk memberikan fondasi yang kuat, sedangkan pengalaman diperlukan untuk memicu kreativitas dan rasa ingin tahu.

Ia menjelaskan bahwa Ruangguru tidak hanya fokus pada penyediaan platform, tetapi juga pada pembuatan konten yang sesuai dengan selera audiens dan kebutuhan belajar mereka.

Pembelajaran Seumur Hidup dan Evolusi Berkelanjutan

Iman Usman menekankan pentingnya pembelajaran seumur hidup untuk tetap relevan dalam dunia yang terus berkembang. Ia menyebutnya sebagai “meretas diri secara kontinyu”.

Ia menjelaskan bahwa bangsa Indonesia harus terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan global, tren baru, dan selera yang terus berkembang.

IPO dan Status Unicorn: Bukan Prioritas Utama

Iman Usman mengungkapkan bahwa Ruangguru belum memiliki rencana IPO dalam waktu dekat. Ia menekankan bahwa fokus utama perusahaan adalah mencapai pencapaian yang diinginkan dan memberikan hasil yang terbaik.

Ia tidak terobsesi dengan status unicorn dan lebih memilih untuk berkembang secara organik tanpa tergesa-gesa.

Penutup

Iman Usman berbagi pandangannya tentang pendidikan di Indonesia dan bagaimana Ruangguru berkontribusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Percakapan ini diakhiri dengan diskusi tentang Singularitas dan masa depan teknologi.