Kewirausahaan / Startup · June 26, 2024

Suwandi-Soh-di-Endgame-Gita-Wirjawan

Suwandi Soh: Visi dan Tantangan di Balik Kesuksesan Mekari

Suwandi Soh lahir di Medan, tetapi orang tuanya berasal dari Pekanbaru. Mereka berpindah-pindah kota untuk mencari penghidupan yang lebih baik, dari Medan ke Jambi, dan akhirnya kembali ke Pekanbaru. Di Pekanbaru, Suwandi menghabiskan sebagian besar masa kecilnya.

Suwandi bersekolah di Santa Maria, sekolah milik yayasan Katolik, dari SD hingga SMA. Pekanbaru, saat itu kota kecil tanpa banyak fasilitas modern, memberikan pengalaman sederhana namun berkesan. Salah satu momen yang diingat Suwandi adalah ketika pertama kali melihat eskalator di kota tersebut saat SMP. Setelah menyelesaikan SMA, Suwandi menghadapi keterbatasan informasi tentang perguruan tinggi. Beruntung, sebuah brosur dari Universitas Trisakti menawarkan jalur khusus PMDK, yang membuatnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di sana. Pilihan jurusan Teknik Industri di Trisakti ternyata tepat, menggabungkan sisi teknik dengan manajemen bisnis, sesuai dengan minat Suwandi. Kuliah di Jakarta membawa banyak tantangan bagi Suwandi, termasuk adaptasi dengan kehidupan baru dan tekanan akademik. Tahun pertama di Trisakti diwarnai dengan ospek yang berbeda dan budaya baru yang membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Namun, setelah bertemu dengan kakak kelas dari Pekanbaru, Suwandi mulai merasa betah dan mampu menyesuaikan diri.

Setelah lulus pada tahun 2003, Suwandi langsung bergabung dengan perusahaan Jepang sebagai quality engineer. Di sana, ia menangani quality assurance untuk produk plastik. Pengalaman ini memberikan dasar yang kuat bagi kariernya di bidang kontrol kualitas dan statistik.

Suwandi memulai karirnya dengan bekerja di sebuah lab QC (Quality Control) saat masih kuliah. Di sana, ia bertemu dengan seorang senior yang memperkenalkannya pada dunia konsultasi bisnis. Peluang ini membawa Suwandi bekerja di sebuah perusahaan konsultan yang menangani berbagai klien dari sektor perbankan, pertambangan, dan asuransi. Di sini, Suwandi belajar tentang manajemen perubahan dan penerapan SOP (Standard Operating Procedures). Pada tahun 2007, Suwandi mendapatkan kesempatan untuk mengimplementasikan metode Six Sigma di sebuah perusahaan tambang global. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah bahasa, karena banyak pekerja di pabrik-pabrik di Indonesia tidak bisa berbahasa Inggris. Suwandi dan timnya harus menerjemahkan dan mengadaptasi metode-metode ini ke dalam bahasa Indonesia. Setelah sukses dalam proyek Six Sigma, Suwandi memutuskan untuk mendirikan perusahaan konsultasi sendiri yang berfokus pada peningkatan produktivitas dengan Lean dan Six Sigma. Perusahaan ini berjalan selama sekitar 7-8 tahun, membantu berbagai klien meningkatkan efisiensi bisnis mereka.

Suwandi Soh di Endgame Gita Wirjawan
Suwandi Soh di Endgame Gita Wirjawan

Lahirnya Mekari

Selama bekerja di bidang konsultasi, Suwandi sering berkolaborasi dengan adiknya yang memiliki perusahaan software. Banyak pelanggan mereka yang membutuhkan solusi software untuk masalah inventori dan HR. Melihat peluang ini, mereka mulai mengembangkan sebuah produk Software as a Service (SaaS) yang pertama kali diberi nama Sleekr.

Awalnya, Sleekr dirancang untuk pasar global dengan harapan dapat menarik banyak pengguna dari luar negeri. Namun, mereka segera menyadari bahwa setiap negara memiliki kebutuhan unik yang memerlukan kustomisasi khusus. Misalnya, pelanggan di Arab Saudi menginginkan hari pertama kerja yang dimulai pada hari Minggu, bukan Senin. Hal ini menambah kerumitan dalam pengembangan produk. Setelah mendapatkan masukan dari investor dan mentor, Suwandi memutuskan untuk fokus pada pasar Indonesia terlebih dahulu. Tujuannya adalah menjadi pemimpin pasar lokal sebelum berekspansi ke luar negeri. Keputusan ini terbukti bijaksana dan membantu Mekari untuk lebih solid dalam menguasai pasar domestik.

Fokus Mekari: Meningkatkan Produktivitas UKM

Mekari didirikan dengan tujuan utama untuk membantu sektor akuntansi dan sumber daya manusia (HR) di kalangan UKM melalui digitalisasi. Menurut Suwandi, sekitar 60 juta UKM di Indonesia membutuhkan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah produktivitas. Namun, solusi yang diberikan harus benar-benar bermanfaat bagi penggunanya, karena memberikan solusi tanpa nilai nyata tidak akan ada gunanya. Suwandi menjelaskan bahwa dari 60 juta UKM, sebagian besar berada di sektor mikro, seperti pertanian dan perikanan. Di atas mikro, terdapat usaha kecil dengan jumlah sekitar 600.000, dan usaha menengah sekitar 60.000. Untuk UKM besar, ada sekitar 6.000 perusahaan. Tantangan utama adalah meningkatkan produktivitas usaha kecil yang hanya mencapai 15% dari produktivitas perusahaan besar.

Pentingnya Digitalisasi dianggap sebagai salah satu cara utama untuk meningkatkan produktivitas UKM. Selain itu, akses yang lebih baik dan edukasi bagi perusahaan kecil juga penting. Banyak pemilik UKM memiliki semangat kewirausahaan, tetapi terbatas oleh pengetahuan dan alat yang mereka miliki. Dengan digitalisasi, seperti akuntansi yang lebih baik dan pencatatan yang lebih efisien, UKM dapat beroperasi dengan lebih baik.

Mekari telah melihat pertumbuhan yang signifikan dalam jumlah pelanggan dan penggunaan produk mereka. Saat ini, target Mekari adalah mencapai 1 juta entitas bisnis di Indonesia, yang menurut Suwandi, merupakan sekitar setengah dari total entitas bisnis yang berkontribusi terhadap ekonomi Indonesia. Namun, hanya sekitar 150.000 hingga 200.000 entitas bisnis yang siap untuk adopsi cloud (cloud ready). Mekari melakukan studi internal yang menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan lebih banyak produk Mekari cenderung memiliki performa yang lebih baik. Terlebih lagi, selama pandemi, perusahaan yang memiliki lebih banyak karyawan yang di-onboard ke sistem digital lebih tahan terhadap penurunan ekonomi. Mekari tidak fokus pada sektor tertentu, tetapi secara horizontal, mereka melihat bahwa adopsi teknologi meningkatkan produktivitas di berbagai sektor. Suwandi optimis bahwa dengan adopsi teknologi yang semakin meluas, Indonesia akan melihat peningkatan produktivitas yang signifikan di masa depan.

Optimisme untuk Masa Depan

Suwandi membandingkan pertumbuhan pendapatan di Asia Tenggara dengan Tiongkok. Di Tiongkok, investasi besar-besaran dalam infrastruktur dan pendidikan telah menghasilkan peningkatan produktivitas melalui digitalisasi. Suwandi optimis bahwa Indonesia dan Asia Tenggara bisa mengikuti jejak ini, terutama dengan adopsi teknologi yang semakin meningkat di berbagai sektor seperti aviasi, jasa keuangan, dan marketplace. Dalam beberapa tahun terakhir, adopsi teknologi di Indonesia semakin meningkat, namun masih ada ruang untuk perbaikan. Suwandi Soh menekankan pentingnya adopsi teknologi yang lebih luas dan mendalam, terutama di sektor-sektor yang belum sepenuhnya memanfaatkannya. Meskipun biaya perangkat lunak (software) telah menurun, tantangan utama masih ada pada edukasi dan pelatihan. Perangkat lunak seperti akuntansi yang kini terjangkau seharusnya bisa membantu meningkatkan produktivitas individu dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan.

Gita Wirjawan

Pentingnya Edukasi Teknologi

Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah edukasi di bidang teknologi. Tidak hanya pendidikan IT untuk menghasilkan insinyur, tetapi juga bagaimana sektor-sektor lain dapat memanfaatkan teknologi. Misalnya, siswa akuntansi perlu diajarkan bagaimana menggunakan software akuntansi berbasis cloud untuk meningkatkan efisiensi kerja mereka. Terkadang, ada kesenjangan antara teori yang diajarkan di sekolah dengan aplikasi praktis di dunia kerja. Hal ini menyebabkan produktivitas berkurang karena penggunaan teknologi yang belum optimal.

Transformasi digital tidak hanya memerlukan perubahan sistem pendidikan tetapi juga perubahan budaya di rumah tangga dan tempat kerja. Penting untuk menyosialisasikan kepentingan digitalisasi dan bagaimana teknologi dapat membantu pekerjaan sehari-hari. Di dunia industri, terutama manufaktur, mindset dan cara kerja perlu diubah untuk meningkatkan produktivitas. Sebagai contoh, penggunaan teknologi dalam pencatatan produksi bisa menggantikan cara manual yang memakan waktu dan tidak efisien.

Mekari University: Menjembatani Pendidikan dan Aplikasi Praktis

Mekari University merupakan inisiatif dari Mekari untuk membantu universitas di Indonesia memahami dan mengajarkan teknologi cloud computing, cloud accounting, dan cloud HR. Dengan edukasi yang tepat, diharapkan mahasiswa dan pengajar dapat lebih memahami dan memanfaatkan teknologi ini. Mekari University berkolaborasi dengan berbagai universitas, menyediakan tools dan konten edukasi, serta membantu dalam proses pengujian untuk memastikan lebih banyak mahasiswa di Indonesia dapat memanfaatkan teknologi. Salah satu tantangan besar adalah meningkatkan produktivitas nasional. Produktivitas Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara maju seperti Singapura. Digitalisasi konvensional dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan produktivitas. Dengan teknologi yang tepat dan edukasi yang baik, produktivitas di berbagai sektor dapat ditingkatkan, sehingga Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara maju.

Tantangan dan Solusi dalam Industri Teknologi

Salah satu tantangan terbesar dalam industri teknologi di Indonesia adalah kekurangan engineer yang berkualitas. Meskipun ada banyak lulusan IT, jumlah engineer yang benar-benar berkualitas masih sedikit. Engineer yang baik harus tidak hanya mampu mengerjakan tugas yang diberikan tetapi juga memahami tujuan akhirnya dan mampu menemukan cara terbaik untuk mencapainya. Proses rekrutmen yang baik, pelatihan berkelanjutan, dan budaya kerja yang mendukung inovasi sangat penting untuk mengatasi tantangan ini.

Dalam diskusi ini, Suwandi menyoroti pentingnya kedaulatan data. Banyak perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia tetapi menyimpan data mereka di luar negeri. Suwandi menjelaskan bahwa peran pemerintah sangat krusial dalam hal ini, terutama melalui undang-undang dan regulasi yang mengatur penyimpanan data di dalam negeri. Mekari sendiri berkomitmen untuk menyimpan sebanyak mungkin data pelanggan di Indonesia, mendukung upaya pemerintah untuk menjaga kedaulatan data.

Mekari mengikuti beberapa standar global terkait privasi data. Menurut Suwandi, penting untuk mengkomunikasikan dengan jelas kepada pelanggan tentang akses data dan mendapatkan izin dari mereka. Mekari menerapkan enkripsi dan pembatasan akses untuk melindungi data pelanggan. Suwandi menegaskan bahwa menjaga privasi data adalah inti dari bisnis Mekari.

Suwandi Soh dan Gita Wirjawan

Potensi AI dalam Meningkatkan Produktivitas Ekonomi

Gita Wirjawan mengungkapkan bahwa AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan aktivitas ekonomi global hingga 100 triliun dolar dalam 10-15 tahun ke depan. Suwandi sepakat bahwa untuk memaksimalkan manfaat AI, langkah pertama adalah digitalisasi. Data yang tersebar dan belum terintegrasi harus dikumpulkan dan diorganisir secara digital. Setelah digitalisasi, langkah berikutnya adalah mengintegrasikan sistem-sistem yang ada untuk memudahkan implementasi AI.

“Siapa pun di negara mana pun, itu harus bisa maju terus”. Gita Wirjawan – Endgame

Tantangan dan Peluang Digitalisasi di Indonesia

Suwandi menjelaskan bahwa meski tantangan besar, digitalisasi adalah fondasi utama untuk memanfaatkan AI. Digitalisasi dan integrasi sistem akan memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Ia juga menyoroti bahwa pemerintah memiliki peran penting dalam mendukung adopsi teknologi melalui kebijakan yang progresif dan kolaborasi dengan sektor swasta. Meskipun industri teknologi mengalami kesulitan dalam penggalangan dana, Mekari berhasil mendapatkan pendanaan karena model bisnis yang solid dan pendapatan nyata dari pelanggan yang berlangganan layanan mereka. Suwandi menjelaskan bahwa dengan adanya investor, Mekari dapat mengembangkan sistem yang lebih baik untuk pelanggan mereka. Potensi pasar SaaS (Software as a Service) di Indonesia masih sangat besar, meskipun saat ini kontribusinya terhadap PDB masih kecil. Pasar SaaS global diproyeksikan mencapai 900 miliar dolar pada tahun 2030, dengan CAGR sekitar 18-19%. Namun, di Indonesia, pasar SaaS baru mencapai 250 juta dolar. Suwandi melihat peluang besar di sini, terutama jika adopsi teknologi dapat ditingkatkan. Ia berharap pemerintah dapat mendukung adopsi digitalisasi dengan memberikan insentif dan membuka kolaborasi dengan sektor swasta.

“Kita mau Indonesia yang produktif, Indonesia yang bisa sejahtera” Suwandi Soh – Endgame

Visi dan Endgame Mekari

Suwandi menutup percakapan dengan visi Mekari untuk menjadi bagian dari solusi dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan Indonesia melalui teknologi. Mekari berkomitmen untuk memberdayakan bisnis dan profesional di Indonesia dengan solusi teknologi yang mereka tawarkan.